1.
Definisi Sikap dan Keyakinan Konsumen
Definisi
awal sikap dikemukan oleh Thurstone pada tahun 1993,dia melihat sikap sebagai
salah satu konsep yang cukup sederhana yaitu jumlah pengaruh yang dimiliki
seseorang atas atau menentang suatu objek.
Beberapa
tahun kemudian Gordon Allport mengajukan definisi yang lebih luas:
“Sikap
adalah suatu mental dan syarat sehubungan dengan kesiapan untuk
menanggapi,diorganisasi melalui pengalaman dan memiliki pengaruh yang
mengarahkan dan atau dinamis terhadap perilaku.”
Jika
kita analogikan dengan sikap konsumen terhadap suatu merek berarti sikap
terhadap merek yaitu mempelajari
kecenderungan konsumen untuk mengevaluasi merek baik disenangi ataupun tidak
disenangi secara konsisten.Dengan demikian,konsumen mengevaluasi merek
tertentu secara keseluruhan dari yang paling jelek sampai yang paling baik.
Keyakinan
adalah gambaran pemikiran yang dianut seseorang tentang suatu hal.
Keyakinan
itu membentuk citra produk dan merek,dan orang akan bertindak berdasarkan citra
tersebut. Jika beberapa keyakinan tempat salah dan menghambat
pembeliaan,perusahaan manufaktur akan meluncurkan kampaye untuk mengoreksi
keyakinan-keyakinan tersebut.
2.
Fungsi-Fungsi Sikap
2.1.
Fungsi Utilitarian
Merupakan
fungsi yang berhubungan dengan prinsip-prinsip dasar imbalan dan hukuman.
Disini konsumen mengembangkan beberapa sikap terhadap produk atas dasar apakah
suatu produk memberikan kepuasan atau kecewaan.
2.2.
Fungsi Ekspresi Nilai
Konsumen
mengembangkan sikap terhadap suatu merek produk bukan didasarkan atas manfaat
produk itu,tetapi lebih didasarkan atas kemampuan merek produk itu
mengekspresikan nilai-nilai yang ada dirinya.
2.3.
Fungsi Mempertahankan Ego
Sikap
yang dikembangkan oleh konsumen cenderung untuk melindunginya dari tantangan
eksternal maupun perasaan internal sehingga membentuk fungsi mempertahankan
ego.
2.4.
Fungsi Pengetahuan
Sikap
membantu konsumen mengorganisasikan informasi yang begitu banyak yang setiap
hari dipaparkan pada dirinya.Fungsi pengetahuaan dapat membantu konsumen
mengurangi ketidakpastian dan kebingungan dalam memilah-milah informasi yang
relevan dan tidak relavan dengan kebutuhannya.
Terhadap
5 cara yang penting yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah :
1.
Sumber Daya Konsumen
Setiap
orang membawa tiga sumber daya dalam setiap pemebelian keputusan yaitu: Waktu,Uang,Perhatiaan Umumnya terdapat keterbatasan yang jelas
pada kesediaan masing-masing sehingga memerlukan semacam alokasi yang cermat.
2.
Motivasi dan Keterlibatan
Psikoloq
dan pemasar bersama-sama selalu berkepentingan untuk menjelaskan apa yang
terjadi bila perilaku yang diarahkan pada tujuan diberi energi diaktifkan.
3.
Pengetahuan
Pengetahuaan,hasil
belajar dapat didefinisikan secara sederhana sebagai informasi yang disimpan
didalam ingatan.
4.
Sikap
Sikap
sebagai suatu evaluasi menyeluruh yang memungkinkan orang berespons dengan cara
menguntungkan atau tidak menguntungkan secara konsisten berkenaan dengan objek
atau alternatif yang berikat.
5.
Kepribadiaan,Gaya Hidup dan Demografi
Kepribadiaan :
Penelitian kepribadiaan selalu penting dalam psikologi klinis,tetapi sebuah
konsep yang menarik diperkenalkan oleh Pierre Martinequ pada tahun 1950-an
ketika ia mengajukan hipotesis bahwa produk juga mempunyai kepribadian citra
merek.
Gaya Hidup :
Barang hasil terbesar dari era penelitian kepribadiaan adalah perluasan fokus
untuk mencakupi gaya hidup,pola yang digunakan untuk menghabiskan waktu serta
uang.
Demografi :
Dimana sasaranya mendeskripsikan pangsa konsumen dalam istilah
seperti
usia,pendapatan dan pendidikan.
3.
Tiga Komponen Sikap
Kepercayaan
merek,evaluasi merek dan maksud untuk membeli merupakan tiga komponen
sikap.Kepercayaan merek adalah komponen kognitif dari sikap,evaluasi merek adalah komponen komponen konatif atau tindakan.
Hubungan antara tiga komponen itu
mengilustrasikan hierarki pengaruh keterlibatan
tinggi yaitu kepercayaan merek
mempengaruhi evaluasi merek,dan evaluasi merek mempengaruhi maksud untuk membeli.
Dari ketiga komponen sikap,evaluasi
merek adalah pusat drai sikap karena evaluasi merek merupakan ringkasan dari
kecenderungan konsumen untuk menyenangi atau tidak menyenangi merek tertentu.
Evaluasi merek sesuai dengan definisi dari sikap terhadap merek yaitu
kecenderungan untuk mengevaluasi merek baik disegani atau tidak disegani.
Dari gambar diatas dapat
disimpulkan bahwa kepercayaan merek datang sebelum dan mempengaruhi evaluasi
merek,dan evaluasi merek terutama menentukan perilaku berkehendak.
3.1.
Komponen
Kognitif
Komponen
Kognitif ialah pengetahuan (cognition)
dan persepsi yang diperoleh melalui kombinasi
dari pengalaman langsung dengan obyek sikap (attitude
object) dan informasi terkait yang didapat dari
berbagai sumber. Komponen ini sering kali dikenal sebagai keyakinan/kepercayaan
(beliefs) sehingga
konsumen yakin bahwa suatu obyek sikap memiliki atribut-atribut tertentu dan
bahwa perilaku tertentu akan menjurus ke akibat/hasil tertentu.
3.2.
Komponen
Konatif
Komponen Konatif
ialah kecenderungan seseorang untuk
melaksanakan suatu tindakan dan perilaku dengan cara tertentu terhadap suatu
obyek sikap. Dalam pemasaran dan penelitian konsumen, komponen konatif
lazimnya diperlakukan sebagai ekspresi niat konsumen untuk membeli atau menolak
suatu produk. Itulah sebabnya pemasar sering terkecoh dalam mengevaluasi sikap
konsumennya.
3.3.
Komponen
Afektif
Komponen
Afektif ialah emosi
atau perasaan terhadap suatu produk atau merek tertentu. Emosi dan perasaan
terutama mempunyai hakikat evaluatif, yaitu apakah konsumen suka atau tidak
terhadap produk tertentu. Seorang konsumen yang ingin membeli deodoran dan
pergi ke pasar swalayan akan dihadapkan pada berbagai merek deodoran (evoked
set). Ia akan
membanding-bandingkan berbagai merek tersebut.
4.
Peran Sikap dalam Pengembangan Strategi Pemasaran
Pengukuran
sikap konsumen bagi pemasaran merupakan hal yang sangat penting.Dengan
mengetahui sikap,pemasar dapat diindetifikasi segmen manfaat,mengembangkan
produk baru dan memformulasikan serta evaluasi strategi promosional.
Sikap
konsumen terhadap suatu produk dapat bervariasi bergantung pada
orientasinya.Berkenaan dengan sikap ini,pemasar dapat mengindentifikasi segmen
konsumen berdasarkan manfaat produk yang diinginkan konsumen.
Pemahaman
sikap konsumen merupakan hal yang sangat krusial.Pengembangan produk dapat
dilakukan dengan terlebih dahulu mengetahui sikap konsumen.Mengukur sikap
konsumen dapat dilakukan dengan cara menyebarkan kuisioner kepada kelompok
konsumen sasaran yang sebelumnya telah diindentifikasikan.Kelompok konsumen itu
bisa didasarkan pada demografi,kelas sosial,dan gaya hidup.Terhadap segmen
sasaran itu jumlah pertanyaan mengenai produk yang akan dikembangakan
diajuakn.Dengan mendasarkan pada sikap dan penilaian segmen konsumen itulah
pengembangan produk dilakukan.
5.
Hubungan antara Kepercayaan dan Sikap
Hubungan antara kepercayaan dan
sikap oleh beberapa teori,antara lain adalah :
·
Teori
Keseimbangan Heider (Heider’s Balance Theory)
·
Teori
Ekspektansi Nilai dari Rosenberg ( Rosenberg’s Expectancy Theory)
·
Teori
Multiatribut dari Fishbein (Fishbein’s Multiatribute Theory)
5.1.
Teori Keseimbangan Heider
Dalam
teori ini manusia dianggap selalu menjaga keseimbangan antara kepercayaan yang
ada pada dirinya dengan evaluasi.Artinya orang akan mencari keseimbangan jika informasi
baru yang diterimanya tidak sesuai dengan kepercayaan yang selama ini
diyakininnya.Dalam teori ini ada tiga elemen yang harus ada agar proses
keseimbangan bisa tercapai. Tiga elemen tersebut adalah :
·
Elemen
pertama adalah orang yang merasakan.
·
Elemen
kedua adalah sikap terhadap suatu objek.
·
Elemen
ketiga yaitu objek lain yang berhubungan dengan objek pertama.
5.2.
Teori Ekspektansi dari Rosenberg
Secara
umum teori pengharapan nilai menyatakan bahwa perilaku pada umumnya lebih
dipengaruhi oleh pengharapan untuk mencapai sesuatu hasil yang diinginkan
daripada oleh dorongan dari dalam diri. Konsumen memilih produk merek tertentu
dibandingkan merek lainnya karena dia mengharapkan akibat positif atas pilihan
atas pilihannya tersebut.
Dalam
teori ini,pengharapan niali didasarkan pada keseimbangan antara kepercayaan dan
evaluasi.Menurut rosenberg ketika evaluasi dan kepercayaan tidak seimbang
seperti terjadinya inkonsistensi afektif-kognitif,ketidakkonsistenan itu akan
dikurangi atau dihilangkan melalui penataan kembali sikap secara
keseluruhan.Reorganisasi terjadi ketika perubahan dalam kepercayaan menimbulkan
perubahaan kepercayaan terhadap merek.
Dalam
teori ini juga mendefinisikan derajat pencapaian nilai oleh suatu objek sebagai
perceived instrumentality . Sikap
terhadap merek produk atau perusahaan bergantung pada nilai-nilai yang dimiliki
konsumen dan instrumen yang dirasakan dari suatu objek.Jadi,sikap terhadap
suatu merek akan ditentukan oleh sekumpulan nilai yang ada pada konsumen.Teori
pembentukan sikap.
5.3.
Teori Multiatribut dari Fishbein
Teori
Fishbein lebih dapat diaplikasikan dibandingkan dengan teori Resenberg,karena
Fishbein menjelaskan pembentukan sikap sebagai tanggapan atas
atribut-atribut.Sedangkan Rosenberg menjelaskan pembentukan sikap sebagai
tanggapan atas nilai-nilai. Atributbersifat lebih operasional,sedangkan nilai
lebih bersifat abstrak dan susah diderivasi kedalam bentuk yang lebih
konkret.Teori Fishbein memungkinkan para pemasar mendiagnosis kekuatan dan
kelemahan merek produk mereka secara relatif dibandingkan dengan merek produk
pesaing dengan menentukan bagaimana konsumen mengevaluasi alternatif merek
produk pada atribut-atribut penting.
6.
Hubungan Antara Sikap dan Perilaku
Menurut teori ini pengukuran sikap
yang tepat seharusnya didasarkan pada tindakan pembelian atau penggunaan merek
produk(Aact) bukan pada merek itu sendiri (Ao).Tindakan pemebelian dan
mengkonsumsi produk pada akhirnya akan menentukan tingkat kepuasan.
Selain adanya modifikasi pengukuran
sikap berdasarkan tindakan,Fishbein memodifikasi model dengan mendefinisikan
kepercayaan sebagai akibat yang dirasakan dari tindakan daripada sebagai
atribut-atribut merek yang dirasakan.Modifikasikan atas model itu juga
dilakukan karena kepercayaan dan evaluasi menghasilkan hubungan yang kompleks
pada perilaku.Fishbein menyimpulkan bahwa elemen-elemen lain juga mempengaruhi
perilaku.Karena norma keluarga dan peer group begitu penting dalam pembentukan
sikap,Fishbein memperkenalkan pengaruh sosial kedalam model.Dua elemen sosial
yang dimaksukkan kedalam model adalah kepercayaan normatif dan motivasi untuk
patuh.
7. Memprediksi
Perilaku dengan Sikap
Satu persoalan yang sering membingungkan para pemasar
adalah ketika sikap tidak bisa dijadikan dasar untuk memprediksi perilaku.Terhadap
banyak faktor yang mempengaruhi bagaimana sikap mempengaruhi perilaku.
Cialdini,Petty,dan Cacciopo (1981) mengemukan berbagai faktor yang mempengaruhi
prediksi oleh sikap.
·
KETERLIBATAN
KONSUMEN
Dalam keputusan pembelian,sikap memungkinkan untuk
memprediksi perilaku dalam tingkat keterlibatan yang tinggi
·
PENGUKURAN
SIKAP
Pengukuran sikap seharusnya dapat diandalkan dan
sahih.Pertanyaan- pertanyaan tentang sikap konsumen seharusnya lebih
spesifik.Jika konsumen ingin membeli sebuah mobil Toyota Kijang enam bulan yang
akan datang yang akan datang,maka
pengukuran sikap dan hubungannya dengan perilaku harus melibatkan parameter
waktu.Retang waktu yang lebih lama antara pengukuran sikap dan waktu untuk berperilaku akan mempunyai hubungan yang kuarang kuat.
·
PENGARUH
ORANG LAIN
Keinginan orang lain
terhadap pembelian,dan juga motivasi konsumen untuk menuruti
keinginan-keinginan itu mempengaruhi kemampuan sikap memprediksi perilaku.
·
FAKTOR
SITUASIONAL
Faktor-faktor situasipnal seperti liburan,kekurangan
waktu,sakit dan hal-hal lain yang mungkin menghalangi dan menyebabkan sikap
tidak dapat memprediksi perilaku yang baik.
·
PENGARUH
MEREK LAIN
Walaupu sikap terhadap suatu objek
cukup tinggi,tapi jika sikap terhadap terhadap merek lain lebih tinggi,maka
merek yang lain itu mungkin lebih untuk dibeli.Karena model sikap terhadap
suatu objek gagal memasukan sikap terhadap objek lain secara baik,hal ini akan
menjadi masalah untuk memprediksi peilaku.
Selain perlu memperhatikan hal-hal
diatas,pemasar juga perlu menyadari bahwa ada kondisi-kondisi tertentu yang
memungkinkan sikap konsumen tidak bisa dijadikan dasar untuk memprediksi
perilakunya.Assael (1992) mengemukan kondisi-kondisi yang mungkin menyebabkan
kurangnya asosiasi antara kepercayaan,sikap,dan perilaku sebagai berikut :
v Kurangnya keterlibatan.Sikap akan kurang mempunyai hubungan
dengan perilaku pada kategori produk low Involvement.
v Kurangnya pengalaman penggunaan produk secara
langsung.Studi yang dilakukan Barger dan Mitchell menemukan bahwa ketika
konsumen mempunyai pengalaman langsung sikap mereka akan lebih mungkin
berhubungan dengan perilaku.
v
Kurangnya
hal-hal yang bersifat insturmental dirasakan oleh konsumen.Sikap tidak mungkin
berkaitan dengan perilaku jika kepercayaan merek tidak berkaitan dengan
nilai-nilai konsumen. Fakta menunjukan bahwa kepercayaan konsumen pada sereal
yang menagandung kalori tinggi lebih sedikit,tidak bisa dijadikan dasar untuk
memprediksi perilaku jika konsumen tidak mempunyai keinginan untuk menurunkan
berat badannya.
v Perubahan kondisi pasar. Peningkatan dalam harga dari merek
yang disenangi menyebabkan konsumen mengubah pilihan dengan tidak mengubah
sikap konsumen. Potongan harga spesial dari merek lain,akan memungkinkan
konsumen memilih merek produk itu. Hal lain juga misalnya ketidakpastiaan merek
produk yang disenangi akan mengubah pilihan tanpa mengubah sikap.
v Sulit mengakses sikap pada memori.Beberapa informasi yang
tersimpan dalam memori agak sulit diakses. Sikap yang tersimpan kurang kuat
dalam memori,akan menyulitkan seseorang untuk
memanggil kembali sikap tersebut. Karena kesulitan mengakses informasi
itulah sering terjadi bahwa sikap tidak berhubungan dengan perilaku.
8. Faktor-Faktor
yang Mengurangi atau melemahakan hubungan antara keinginan berperilaku yang
diukur dengan perilaku yang diamati.
Ø Penghalang
Waktu. Sejalan dengan melebarkan waktu
antara pengukuran keinginan dengan pengamat perilaku,semakin banyak faktor yang
dapat terjadi yang bertindak untuk memodifikasi atau mengubah keinganan awal,
sehingga tidak memiliki kaitan lebih lanjut dengan perilaku yang diamati.
Ø Tingkat
Kekhususan yang Berbeda.
Keingan yang diukur harus dapat dispesifikasi pada tingkat yang sama dengan
perilaku yang diamati,jika tidak hubungan diantara akan melemah.
Ø Kejadian
Lingkungan yang tidak Terduga.
Ø Konteks
Situasional yang Tidak Terduga. Kadangkalanya
konteks situasional dalam bentuk konsumen pada saat keinginan diukur berbeda
dengan situasi pada saat perilaku dinyatakan.
Ø Derajat
Kontrol Kesengajaan.
Bebapa perilaku tidak berada dibawah kontrol kemauan penuh. Oleh karena
itu,keinginan tidak dapat memperkirakan secara kuat akurat perilaku yang
dikontrol.
Ø Stabilitas
Keinginan. Beberapa keinginan cukup
stabil,karena didsarkan pada struktur kepercayaan yang utama pada Aact dan SN
yang dibangun dengan baik. Keinginan lain tidak stabil,karena hanya didirikan
diatas sejumlah kecil kepercayaan yang dipegang lemah dan dapat dengan mudah
berubah.
Ø Informasi
Baru. Konsumen dapat menerima informasi
baru tentang konsekuesi utama perilaku mereka,yang membawa pada perubahan
kepercayaan dan sikap mereka terhadap tindakan dan atau norma subjektif.
Perubahan ini pada akhirnya mengubah keinginan. Keinginan awal tidak lagi
relavan pada perilaku dan tidak dapat memperkirakan perilaku akhir secara
akurat.
9.
Pembentukan Sikap
Para konsumen sering membeli berbagai
produk baru yang terkait dengan merek yang dianggap menyenangkan. Sikap yang
menyenangkan terhadap merek sering merupakan hasil kepuasan yang berulang atas
berbagai produk lain yang dihasil oleh perusahaan yang sama. Dari sudut pengkondisian
klasik, merk yang sudah
merupakan stimulus yang tidak terkondisi yang melalui penguatan positif telah men:
bulkan sikap yang menyenangkan terhadap merk. Suatu produk baru, walaup
berhubungan dengan merk yang sudah mapan, akan menjadi stimulus yang terkondisi.Dalam situasi dimana para konsumen berusaha memecahkan masalah memuaskan kebutuhan, mereka mungkin membentuk
berbagai sikap (baik positif maupun negatif) mengenai produk atas dasar
keterbukaan terhadap informasi kognisi (pengetahuan dan kepercayaan) mereka
sendiri. Pada umumnya, semakin banyak informasi yang dipunyai konsumen mengenai
produk atau jasa, lebih banyak
kemungkinan mereka akan membentuk sikap terhadapnya, baik positif maupun
negatif. Tetapi, bagaimanapun informasi yang tersedia, konsumen tidak selalu bersedia
mengolah informasi yang berhubungan dengan produk. Lagi pula konsumen sering
hanya menggunakan informasi terbatas yang tersedia bagi mereka. Riset mengemukakan bahwa hanya dua atau tiga keyakinan penting
mengenai produk yang menguasai pembentukan sikap dan bahwa keyakinan yang
sekarang penting hanya memberikan sedikit masukan tambahan. Temuan ini
mengemukakan bahwa para pemasar harus menghindari dorongan hati untuk
memasukkan semua
keistimewaan
produk dan jasa
mereka dalam
iklan mereka; sebaliknya, mereka Harus memfokuskan pada beberapa hal pokok yang
merupakan inti yang membekukan produk mereka dari produk pesaing.
1 10.
Kondisi Untuk Mengubah Sikap
à Kepercayaan lebih mudah diubah daripada mengubah manfaat
yang diinginkan. Kepercayaan terhadap merek lebih mudah diubah dengan melakukan
kampanye iklan.Sementara itu manfaat yang diinginkan sifatnya lebih tahan
lama,lebih melekat,dan telah terinternalisasi daripada kepercayaan karena
manfaat yang diinginkan lebih berkaitan dengan nilai-nilai konsumen.
Manfaat-manfaat produk seperti membuat saya lebih menarik,atau membuat saya
lebih muda,merefleksikan norma-norma kultural dan orientasi sosial yang
ditanamkan sejak masa kanak-kanak. Manfaat yang telah tertanam lama tersebut
hampir tidak mungkin diubah dengan iklan.
à Kepercayaan terhadap merek lebih mudah diubah daripada
sikap merek.Kognisi lebih mudah untuk diubah daripada sikap.Hierarki pengaruh
keterlibatan menyatakan bahwa perubahan dalam kepercayaan mendahului perubahan
sikap. Jika kepercayaan menghalangi pembelian,pemasang iklan kadang-kadang mencoba
untuk mengubah sikap tanpa mengubah kepercayaan.Usaha mengubah sikap tanpa
mengubah kepercayaan yang terbentuk merupakan hasil dari proses evaluasi
terhadap informasi yang diterima.
à Sikap lebih muda untuk diubah ketika produk adalah low
involvement. Tetapi produk yang dikategorikan low involvement,sikap konsumen
biasanya lebih mudah untuk diubah,sebab konsumen tidak mempunyai komitmen yang
kuat terhadap merek produk yang low involvement. Konsumen akan lebih sulit
berubah sikap terhadap produk-produk yang tergolong high involvement,karena
terhadap merek itu konsumen merasakan bahwa nilai-nilai dan kepercayaan yang
ada pada dirinya bisa diekspresikan. Ada tiga komponen yang menghalangi sikap
seseorang terhadap merek suatu produk sulit berubah yaitu identifikasi
diri,adanya keterkaitan emosional dan nilai derajat. Konsumen akan mudah
berubah jika produk tidak mampu menjadi alat identifikasi diri. Konsumen yang
tidak mempunyai ikatan dan keterlibatan emosional terhadap suatu
produk,konsumen akan sulit untuk mengubah sikapnya. Konsumen juga akan bisa
diubah sikapnya jika suatu produk tidak
mempunyai nilai derajat sosial.
11. Model Perubahan Kepercayaan,Sikap,dan
Perilaku
Pengaruh
kepercayaan terhadap sikap dan pengaruh sikap terhadap perilaku secara umum
bergantung pada keterlibatan konsumen dengan pembeliannya. Keterlibatan yang
tinggi dari konsumen atas pembeliannya akan lebih tinggi hubungan antara kepercayaan,sikap
dan perilaku. Ketika konsumen mempunyai keterlibatan yang tinggi,sikap
merupakan bagian dari hierarki pengaruh yang menyebabkan keputusan untuk
membeli.
Sementara
itu konsumen yang mempunyai keterlibatan yang rendah dalam pembeliannya,tidak
mempunyai sikap tertentu terhadap merek produk yang dibelinya. Oleh karena
itu,hubungan antara kepercayaan dan sikap adalah lemah. Oleh karena
itu,terdapat hubungan yang lemah juga antara sikap dan perilaku untuk pembelian
yang low involvement. Dalam keterlibatan rendah,sering konsumen melakukan
evaluasi setelah melakukan pembelian. Dalam pembelian low involvement sikap
tidak bisa memprediksi perilaku.
Beaty
dan Kahle (1988) menemukan fakta yang mendukung bahwa peran sikap menurun untuk
konsumen yang kurang terlibat. Sikap mempengaruhi perilaku untuk individu yang
terlibat,tetapi sikap tidak memainkan peran yang signifikan dalam mempengaruhi
perilaku bagi konsumen yang kurang terlibat.
11.1.
Pengaruh Keluarga
Keluarga
mempunyai pengaruh yang sangat penting dalam keputusan pembelian. Dengan
mengabaikan kecenderungan anak usia belasan tahun yang sering memberontak pada
orang tua,sebenarnya terdapat hubungan yang kuat antara sikap orang tua dan
sikap anaknya. Dari data yang ada terbukti bahwa sekitar kurang lebih 58%
keputusan pembelian dipengaruhi oleh anak-anak.
11.2.
Pengaruh Kelompok Kawan Sebaya
Banyak
studi yang memperlihatkan bahwa kawan sebaya mampu mempengaruhi dalam perilaku
pembelian. Kazt dan Lazarsfeld yang dikutip Assel (1992) menemukan bahwa peer
groub lebih memungkikan mempengaruhi sikap dan perilaku pembelian daripada
iklan. Anak-anak usia belasan tahun sering melakukan pembelian terhadap suatu
produk karena teman sekolahnya telah membeli produk itu.
11.3.
Pengalaman
Pengalaman
masa lalu mempengaruhi sikap terhadap merek. Pengalaman penggunaan suatu merek
produk masa lalu akan memberi evaluasi atas merek tersebut,bergantung apakah
pengalaman itu menyenangkan atau tidak. Jika pengalaman masa lalu itu
menyenangkan maka sikap konsumen dimasa
mendatang akan positif,tetapi jika pengalaman pada masa lalu itu tidak
menyenangkan maka sikap konsumen dimasa mendatang pun akan negatif.
11.4.
Kepribadian
Kepribadian
konsumen mempengaruhi sikap. Sifat-sifat seperti suka menyerang,terbuka,kepatuhan
atau otoritarianisme mungkin mempengaruhi sikap terhadap merek dan produk.
Individu yang agresif mungkin lebih mungkin terlibat dalam persaingan olah raga
dan akan membeli peralatan yang paling peralatan yang paling mahal dalam usahanya
mengungguli lawannya.
12. Tahapan Eksperiensial Menuju
Perubahan Sikap
Proses
persuasi juga dapat menggunakan tahapan eksperiensial. Apabila konsumen mengikuti tahapan eksperiensial,maka sikap dipengaruhi secara langsung dan kepercayaan tentang objek
atau perilaku tidak memerlukan perubahan dari sebelumnya,Empat pendekatan
teoritis dapat di pergunakan untuk memahami tahapan eksperiensial menuju
persuasi : teori seimbang teori penilaian sosial,dampak reaksi ketidaksesuaian
sikap,dan sikap terhadap iklan.
12.1.
Teori Seimbang
Para
peneliti telah menemukan bahwa perilaku dapat di ubah dengan menciptakan
ketidakseimbangan kognitif di pasar target. Tujuannya adalah memanfaatkan
kecenderungan seeorang untuk mempertahankan konsistensi kognitif diantara
berbagai ide dan konsep yang mereka yakni. Konsistensi
kognitif (cognitive consistency
)adalah nama yang diterapkan pada keinginan manusia untuk mempertahankan serangkaian
sikap saling berhubungan secara logis dan konsisten. Jadi,dengn sengaja
menciptakan kognitif yang inkonsisten,komunikator yang terampil dapat mendorong
konsumen untuk mengubah sikapnya dalam rangka mengembalikan sistem kognitif
mereka menjadi seimbang. Untuk membahas mekanisme dibalik operasional
konsistensi kognitif ,pertama-tama kita harus menjelaskan teori seimbang
Teori
seimbang (balance theory ) Pada
awalnya ditemukan oleh pencetus psikolog sosial,Fritz Heider 17 .Semula ,teori ini berkaitan dengan hubungan kognitif yang
dirasakan pengamat(observer) tentang
dirinya ,orang lain (p) dan objek
impersonal (x) Dalam menetukan
perilaku konsumen ,pengamat adalah konsumen orang lai n mugkin seorang bintang
iklan produk,dan objek impersonal adalah sebuah merek .pengamat,seseorang dan
objek disebut sebagai unsur kognitif (cognitive elements)
.Teori seimbang menyatakan bahwa unsur
kognitif dapat membentuk sebuah sistem dimana masing-masing dihubungkan dalam
cara yang serupa dengan penghubungan titik-titik dalam jaringan kerja memori
yang semantik menunjukan rangkaian tiga unsur yang membentuk sebuah sistem
kognitif . Perhatikan bahwa dua jenis koneksi bergabung membentuk unsur
kognitif . Kognitif sentimen dan relasi unit. Koneksi sentimen identik dangan
definisi istilah sikap yang digunakan pada buku teks ini .Jadi, Koneksi sentimen
(sentument connections) adalah
evaluasi para pengamat terhadap orang lain sdan sikap terhadap objek . koneksi
ini dapat berupa perasaan positif atau negatif yang pengamat tujuannya kepada orang lain dan objek koneksi sentimen
dari segi aljabar p dan x adalah positif atau negatif seseorang
dan objek dihubungkan satu dengan lainnya. Faktor-faktor yang menentukan apakah
seseorang akan merasa sebuah koneksi merupakan prinsip organisasi perseptual
yang sama yang kami diskusikan pada bab 3. P
dan x akan dirasakan memiliki relasi
unit melalui prinsip-prinsip seperti
kedekatan (proximity)
,kesamaan (similarily)
,kelanjutan (kontinuation ) ,dan nasip yang sama (common fate) seperti juga halnya dengan koneksi sentimen ,hubungan
antara p dan x
dan posotif atau negatif . relasi unit yang posotif mengindikasikan bahwa p
dan x dirasakan bahwa dua unsur
saling bertentangan satu dengan lainnya.
Tanda ‘’0’’ mengindikasikan bahwa tidak ada relasi yang dirasakan antara p dan x Pada kasus terakhir,pengamat tidak akan memandang ketiga unsur
tersebut,berbagai pembentuk unit,dan tidak ada konsistensi kekuatan kognitif yang akan berlaku premis dasar dari teori
seimbang adalah bahwa orang memilih mempertahankan keadaan seimbang
didenfinisikan oleh Heider sebagai suatu situsi dimana unsur situsi dimana
unsur bersama –sama sesuai tanpa tekanan perubahan ‘’Serasi’’ atau itu
menghasilkan nilai positif. Keadaan seimbang terjadi dari tiga tanda positif
atau dari dua tnda negatif dan satu tanda positif . Keadaan tidak seimbang
terjadi apabila dua tanda adalah positif dan satu negatif ,atau apabila
ketiganya bertanda negatif hal yang dianggap penting oleh Heider adalah
bahwa keadaan seimbang lebih di pilih dari pada keadaan tidak seimbang . Lebih
jauh, ia mengatakan bahwa apabila seseorang mengalami keadaan tidak seimbang , maka mereka
termotivasi untuk mengubah satu atau lebih tanda-tanda relasi kognitif. Melalui
sejeni rasionalisasi mental yang tidak disadari , mereka akan sampai pada satu
atau lebih pandangan tentang koneksi sentimen dan relasi unit yang berbeda.
Walaupun perusahaan mungkin tidak
menyadari bahwa mereka menggunakan prosedur konsistensi kognitif untuk mengubah
sikap , namun mudah mengidentifikasi strategi-strategi pemasaran yang
menerapkan prinsip. Prinsip teori seimbang . Sesungguhnya selebriti sebagai
bintang iklan untuk mensponsori
produknya sesuai dengan prinsip model seimbang dari perspektif teori
seimbang ,perusahaan berusaha memaksimalkan kekuatan koneksi sentimen antara
konsumen (o) dan bintang iklan merek (x).
Ada
berbagai cara untuk relasi unit
ini. Tiga yang paling umum adalah :
1
Menyewa bintang iklan yang dikenal ahli pada penggunaan produk.
Misalnya: bintang tenis, seprti Stiffi Graf,
akan mengiklankan perusahaan raket tenis atau sepatu tenis
2 Membuat
kontrak jangka panjang yang eksklusif dengan bintang iklan,sehingga selebriti
itu diasosiasikan hanya dengan merek perusahaan dan bukan yang lainnya. Pabrik parfum
dan kosmetik telah lama menggunakan strategi ini. Misalnya : Elizabeth taylor
ditunjukan untuk mengiklankan parfum White Diamonds secara eksklusif.
3
meminta bintang iklan secara
konsisten memakai atau menggunakan produk dimasyarakat ,sehingga ia sangat
diasosiasikan dengan merek.
Akan tetapi, konsumen tidak selalu
mengikuti para manajer pemasaran dengan mengubah perilaku mereka sesuai
rencana. Umumnya konsumen mengubah tanda
koneksi terlemah dalam sistem kognitif yang tidak seimbang 18 jadi,
jika mereka merasa bahwa seseorang selebriti mengiklan sebuah merek hanya
karena uang , maka mereka tidak akan mengembangkan koneksi unit antara
selebriti dengan produk-produk dan oleh karenanya mereka tidak akan melakukan
perubahan sikap. Disini sangat mungkin terjadi bahwa selebriti seperti michael
jordan yang mengiklan kan banyak produk sedikit demi sedikit akan kehilangan
efektivitasnya karena konsumen gagal membentuk koneksi unit antara mereka dan
semua produk yang mereka puja.
12.2.
Teori Penilaian
Sosial
Pendekatan
teoritis kedua yang releven dengan tahapan eksperiensial adalah teori penilaian sosial (social judgment
theory) . Menurut teori ini, faktor-faktor
serupa yang mempengaruhi penilaian sosial penilaian psikofisik juga
mempengaruhi ekspresi sikap. Dari perspektif penilaian sosial. Apabila individu
memiliki sikap terhadap objek maka mereka akan membandingkan setiap pesan yang
masuk tentang objek tersebut dengan sikap awal mereka. Sikap awal yang
terbentuk melalui pengalaman sebelumnya dengan perasaan dan kepercayaan tentang
objek berlaku sebagai kerangka referensi dari penilaian mereka. Ini merupakan
tempat berlabuh dimana persepsi mereka terhadap pesan baru dibandingkan dengan
skala penilaian yang terkiasar dari sangat negatif sehingga sangat positif.
12.3.
Sikap
Terhadap Iklan
Pendekatan teoritis terakhir yang relevan dengan
tahapan eksperiensi.dari
perubahan sikap adalah mengubah sikap konsumen terhadap merk tanpa harus
mengubah kepercayaan mereka. Pendekatan dari mempengaruhi sikap konsumen
terhadap iklan. Para peneliti telah menemukan bahwa konsumen mengembangkan
sikap terhadap iklan seperti terhadap merek,29 dan sikap terhadap
iklan ini mempengaruhi sikap mereka terhadap merek. Sikap terhadap iklan (attitude toward the ad) mengacu
pada kesukaan atau ketidaksukaan konsumen secara umum atas rangsangan iklan
tertentu selama exposure iklan
tersebut. Sikap terhadap iklan tergantung pada sejumlah faktor, termasuk isi
iklan dan khayalan yang bersemangat, suasana hati konsumen, emosi iklan yang
didapatkan konsumen, dan kesukaan konsumen atas program TV di mana iklan
disisipkan.Faktor-faktor ini mempengaruhi sikap terhadap iklan baik pada
kondisi keterlibatan tinggi maupun rendah, serta apakah konsumen mengenali atau
tidak merek bersangkutan.
Beberapa peneliti telah menyelidiki hubungan
antara sikap terhadap iklan, emosi, tingkat khayalan iklan, sikap terhadap
merek, dan kognisi merek (misalnya, kepercayaan atribut merek).Di sini
ditemukan bahwa sikap terhadap iklan mempengaruhi sikap terhadap merek, yang
kemudian juga mempengaruhi pilihan merek.Penemuan lainnya adalah bahwa emosi
yang ditimbulkan oleh iklan (misalnya, afeksi positif atau negatif serta
perasaan dominan dan yang muncul) mempengaruhi sikap terhadap iklan.
Penemuan ketiga dari riset yang dilakukan adalah
bahwa iklan-iklan yang mengandung tingkat khayalan tinggi sangat mempengaruhi
sikap konsumen terhadap iklan. Khayalan (imagery) di sini merujuk pada
sejauh mana iklan menyebabkan konsumen meramalkan penggunaan produk mereka sendiri
di masa depan dan menghubungkan iklan tersebut dengan perasaan serta
kepercayaannya sendiri.
12.4.
Batas Penerimaan
dan Penolakan
Salah
satu teori penilaian sosial adalah bahwa orang membentuk batas penerimaan dan
batas penolakan disekitar keraangka referensi sikap
mereka.Dengan segera di seputar sikap awal tercipta daerah
penerimaan,dan komunikasi yang terjadi pada rentang skala penilaian ini cenderung
terasimilasi.Menurut konsep yang dikenal sebagai pengaruh asimilasi,komunikasi
seperti itu atau pernyataan sikap dipandang lebih sama dan sebangun
dengan sikap awal penerima terhadap sebuah objek daripada yang sebenarnya karena hal ini berada pada batas penerimaan.Sebenarnya,penerima mungkin
mengindikasikan bahwa mereka setuju dengan pernyataan sikap karena sikap awal
mereka sendiri menarik mereka kearah pesan tersebut.Apabila hal ini
terjadi,maka terjadi peruasi. Jadi teori penilaian sosial menyarankan bahwa
dalam rangka mengubah sikap,pesan harus terjadi dalam batas penerimaan pasar
target.
Apabila orang merasa pernyataan
sikapnya berada pada batas penolokan,maka mereka akan menolakanya. Mereka
bahkan memandangnya lebih berlawanan dengan sikap awal mereka sendiri dari pada
yang sebenarnya dan karenanya menolak dengan bersemangat .Hasil bersihnya adalah
bahwa perubahan sikap terjadi dalam arah berlawanan sepeti yang diinginkan oleh
komunikator sebuah fenomena yang di kenal sebagai pengaruh kontras (contrast
effect).
Penemuan ini menunjukan bahwa
sangatlah sulit untuk mengubah sikap sesorang yang berpegang teguh pada suatu
topik . Kembali pada kasus pendahuluan kita,implikasinya adalah bahwa pesan
antiobat terlarang harus didesain untuk mengubah opini orang yang hanya
berpegang pada sikap ‘’agak baik’’ terhadap obat terlarang,sementara bagi
mereka yang mengekspresikan sikap sangat positif kelihatanya tidak mungkin
dipengaruhi oleh pesan –pesan anti obat terlarang.
12.5.
Pengaruh
komitmen terhadap posisi dan keterlibatan
Setiap orang memiliki kemampuan yang bervariasi untuk
menerima atau mentoleransi posisi yang berbeda dengan posisi mereka
sendiri,tetapi umumnya mempunyai komitmen yang kuat terhadap posisi memperbesar
batas penolakan dan mempersempit daerah penerimaan tingkat komitmen diasosiasikan dengan
kebutuhan yang sangat tinggi akan posisi yaitu jika posisi awal penerima adalah
sangat positif ataupun negatif,maka mereka cenderung lebih teguh pada posisi
tersebut.
Faktor kedua yang diasosiasikan
dengan ukuran batas batas penerima dan penolakan adalh tingkat keterlibatan penerima.
Apabila penerima sangat terlibat pada sebuah isu dan tetap mempertahankan
posisi tersebut,maka batas penerima dan nonkomitmen adlah lebih kecil dan batas
penolakan mereka jauh lebih besar.
Implikasi manajerial dari penemuan ini
adalah bahwa persuasi menjadi lebih sulit sejalan dengan naiknya tingkat
komitmen dan keterlibatan konsumen. Kesimpulan ini sangat berkaitan dengan
model kemungkinan elaborasi. Menurut model ini Anda akan ingat kembali bahwa
konsumen yang sangat terlibat cenderung membangkitkan lebih banyak argumentasi
terhadap pesan –pesan iklan.Hasilnya adalah bahwa mereka dapat menolak
komunikasi yang tidak sesuai dengan kerangka referensi mereka, tanpa banyak
memikirkan ide yang terdapat pada pesan-pesan tersebut . Pengikut murni melukiskan
tendensi ini.
12.6.
Batas penerima
harga
Para peneliti telah menemukan bahwa konsumen membentuk batas
penerima harga. Batas penerima harga menyelubungi harga referensi, yang
dibentuk konsumen melalui pengalaman dengan kategori produk. Daerah insensitivitas
herga diseputar harga referensi adalah lebih besar bagi konsumen yang (1)
memiliki harga referensi yang lebih tinggi (2) lebih setia merek, dan (3)
menerapkan interval lebih panjang di antara pembelian,jika pasar terget mempunyai batas penerima harga yang lebih
lebar, maka para manajer dapat meningkatkan harga dalam jumlah besar tanpa
memperkecil permintaan produk .
13.Perilaku Pembelian yang Mengurangi
Ketidaksesuaian
13.1.
Teori
Dissonance Theori
Dissonance theori menyarankan bahwa pemasar seharusnya
berusaha mengurangi ketidak cocokan dengan menyampaikan kepada konsumen
informasi yang positif mengenai merek setelah pembelian.Runyon dalam Assael
(1992) menyebutkan 5 strategi untuk memberikan dukungan informasi setelah
pembelian dan oleh karena itu ketidakcocokan akan berkurang yaitu :
1.
Berikan
tambahan saran dan informasi produk untuk pemeliharaan produk melalui brosur
atau iklan.
2.
Berikan
jaminan untuk mengurangi keragu-raguan.
3.
Memastikan
pelayanan yang baik dan tindak lanjut dengan segara atas komplain untuk
memberikan dukungan paca pembelian.
4.
Iklankan
keandalan kualitas dan kinerja produk untuk menenteramkan pembeli baru.
5.
Tidak
lanjut setelah pembelian dengan kontak langsung untuk menyakinkan pemahaman
konsumen bagaimana menggunakan produk dan memastikan kepuasaannya.
14.
Attribution Theori
Attribution teori
menyatakan bahwa konsumen berusaha mengestimasi penyebab suatu peristiwa,dan
hal ini sering dilakukan setelah kejadian atau peristiwa berlangsung. Mereka
melakukan identifikasi mengapa suatu produk membawa ketidakpuasan,mengapa
petugas penjualan berusaha mengambil hati.Teori atribusi berusaha menjawab
mengapa seseorang melakukan tindakan tertentu.Penyebab seseorang melakukan
tindakan tertentu bisa karena faktor eksternal atau faktor internal.Dengan
menggunakan menggunakan teori atribusi,pemasar seharusnya memberikan alasan
positif untuk pembelian setelah mereka membeli produk.Strategi pemasaran untuk
produk low involvelment dengan sedikit perbedaan adalah untuk memperlihatkan
perbedaan potensial yang segnifikan yang dapat digunakan oleh konsumen sebagai
rasionalisasi atas pembelian yang telah dilakukannya.Perbedaan itu akan
memberikan alasan konsumen untuk membeli produk yang low involvement.Mereka
harus menggunakan iklan untuk memberikan alasan bukan harga untuk membeli merek
yang sama dimasa datang.kemudian pemrosesan informasi tentang pesan terjadi.pada titik ini proses
perubahan dapat melalui tiga tahapan yang berbeda : tahapan
pengambilan-keputusan,tahapan eksperiensial , atau tahapan pengaruh
berperilaku.
Dari
perspektif pengambilan keputusan ,proses persuasi dimulai dengan perubahan
kepercayaan .setelah kepercayaan diubah.maka rute persuasi didasarkan pada
apakah konsumen terlibat dalam pemrosesan
informasi dengan keterlibatan tinggi atau rendah.
15. Dampak
Reaksi dan Ketidaksesuaian Terhadap Sikap
Ketika
konsumen telah membuat pilihan merek,mereka dapat merasa gelisah tentang pembelian terutama jika merek tersebut mahal atau penting. Segera sebelum
membuat pilihan,seringkali mereka merasa kan adanya konflik tentang merek mana
yang akan dibeli atau apakah mereka harus membeli semuanya.Demikian juga,segera
setelah perbuatan keputusan pemebelian yang penting,seringkali konsumen
mengalami kegelisahan dan keraguan hebat tentang apakah mereka telah membuat pilihan
yang tepat.Perasaan negatif sebelum atau setelah pembelian ini disebabkan oleh
proses psikologi reaksi dan ketidaksuaian.Karena proses ini biasanya terjadi
pada keadaan keterlibatan tinggi dimana wiraniaga terlibat,maka penting bagi
perusahaan dan karyawan penjualan memiliki pemahaman yang baik tentang
konsumen.
16. Reaksi
Prakeputusan {predecisional
reaetance)
Dalam membandingkan merek, konsumen mungkin
memiliki reaksi afektif yang negatif jika mereka merasa bahwa kebebasan
berperilaku terancam dalam beberapa hal. (Ingat kembali pembahasan kita di Bab
6 bahwa ancaman-ancaman terhadap kebebasan berperilaku ini seringkah
menimbulkan reaksi.) Mengapa ketika calon konsumen membuat pilihan menyebabkan
orang mempercayai bahwa kebebasan berperilaku mereka terancam? Penjelasannya
agak sedikit rumit tetapi terdengar psikologis. Ketika seorang konsumen harus
membuat pilihan di antara dua-atau lebih merek, maka paling tidak satu pilihan
harus dibuang. Terutama jika pilihan itu penting dan melibatkan tingkat risiko
keuangan serta sosial yang tinggi, ancaman pengorbanan satu pilihan dapat
menimbulkan situasi bereaksi. Yaitu, karena kedua opsi tersebut memiliki
karakteristik yang positif, maka satu pilihan berarti mengorbankan manfaat
merek yang tidak terpilih. Hal ini dapat menciptakan kehilangan kebebasan untuk
memperoleh manfaat tersebut. Karena orang-orang berhasrat untuk memulihkan
kebebasan berperi-lakunya, maka perasaan untuk menolak opsi menjadi lebih
positif. Jadi, sebelum memilih, kehilangan kebebasan berperilaku yang
diharapkan dapat mengakibatkan evaluasi alternatif yang dilakukan konsumen
menjadi menyatu. Ironisnya, tindakan mengorbankan alternatif yang sangat
diinginkan dapat menyebabkan sikap terhadap alternatif itu menjadi lebih
menguntungkan.
Jika perasaan mengenai kedua alternatif penting
ini cenderung menyatu sebelum konsumen membuat keputusan pembelian, maka apa
yang akan terjadi pada perasaan itu segera setelah keputusan dibuat? Bukti
menunjukkan bahwa segera setelah pengambilan keputusan penting, orang mengalami
reaksi dalam bentuk menyesali pembelian. Sebuah penelitian menginvestigasi
perasaan pascakeputusan pelamar di Ketentaraan yang telah memilih kekhususan
pekerjaannya—suatu keputusan yang amat penting dengan konsekuensi potensial
antara hidup-dan-mati.22 Para pelamar tersebut diminta untuk
menilai perasaannya terhadap keputusan mereka
pada berbagai waktu setelah memilih. Sesaat setelah keputusan tersebut diambil,
penilaian mereka atas pilihannya menurun—para pelamar memiliki pemikiran kedua
yang terkenal. Walaupun tidak ada riset yang dilakukan atas pengaruh reaksi
prakeputusan dan pascakeputusan dalam bidang konsumen, namun hal ini memiliki
pengaruh operasional yang hampir sama, sehingga setelah melakukan pembelian
penting konsumen mengevaluasi ulang alternatif tidak terpilih seperti halnya
dengan yang terpilih.
17.Ketidaksesuaian
Kognitif Pascapembelian
Beberapa tahun yang lalu, salah seorang penulis
buku teks ini membeli rumah baru. Keputusan ini sangat sulit karena ia harus
memutuskan di antara dua rumah yang keduanya memiliki karakteristik sangat
positif. Reaksi dari pilihan yang berat ini begitu memukulnya sehingga
membuatnya sakit—bukan merupakan pengalaman yang istimewa apabila reaksi
menyebabkan alternatif tidak terpilih dipandang lebih menguntungkan daripada
alternatif yang terpilih. Ahli psikolog menyebut keadaan ini sebagai
kegelisahan ketidaksesuaian kognitif
(cognitive disso-nance). Agen real estat
menyebutnya penyesalan pembeli
(buyer's regret).
18. Ketidaksesuaian
kognitif (cognitive dissonance)
Keadaan emosional yang tidak menyenangkan yang
dirasakan ketika terjadi ketidakkonsistenan logis di antara unsur-unsur
kognitif. Pada kasus penulis di atas, pengetahuan bahwa ia telah membeli rumah
yang kurang disukai membuatnya merasa sangat tidak nyaman. Leon Festinger,
penemu awal teori ketidaksesuaian, menyatakan bahwa "dua unsur berada pada
hubungan yang tidak sesuai jika, dengan hanya mempertimbangkan dua alternatif
saja, pengamatan terhadap satu unsur akan mengikuti yang lainnya".23
Unsur-unsur kognitif adalah pengetahuan bahwa ia membeli rumah yang tidak
disukai dan bahwa ia adalah seorang yang hati-hati dan pembuat keputusan
bijaksana. Kedua hal tersebut berada dalam konflik dan menciptakan keadaan
tidak sesuai. Menurut Festinger, pengalaman ketidaksesuaian merupakan keadaan
yang tidak disukai, dan orang bertindak untuk menguranginya. Setelah membeli
produk, konsumen menggunakan tiga sarana yang berbeda untuk mengurangi
ketidaksesuaian:
Mereka memutuskan hubungan antara konsep diri
mereka dan produk dengan mengembalikannya atau mengeluhkan tentang produk
tersebut.24
Mereka meminta informasi baru dengan membaca
bahan-bahan yang relevan terhadap pembelian mereka.
Mereka mengevaluasi ulang kesenangan untuk
alternatif terpilih pada arah positif dan kesenangan untuk alternatif tidak
terpilih pada arah negatif.
Faktor-faktor yang Diasosiasi Penciptaan
Ketidaksesuaian
Dua
atau lebih alternatif dinilai serupa dalam hal kebaikannya secara menyeluruh.
Dua
atau lebih alternatif, walaupun dinilai serupa, dirasakan berbeda pada atribut
tertentu.
1.
Orang bebas memilih.
2.
Orang tetap pada keputusannya.
3. Orang sangat terlibat dalam
pembelian.
Faktor
lainnya yang terdapat dalam tabel adalah sangat logis. Konsumen harus dapat
dengan bebas memilih di antara alternatif-alternatif tersebut. Apabila
seseorang dipaksa memilih satu merek—katakan, karena faktor harga atau
ketersediaannya—maka ketidaksesuaian tidak akan dialaminya. Lebih jauh,
konsumen harus tetap pada keputusannya. Jika setiap keputusan dimungkinkan
untuk diubah setiap saat, maka ketidaksesuaian tidak akan terasa. Pembelian
harus mampu melibatkan seseorang pada pertanggungjawaban risiko yang dirasa sangat
besar.27 (Risiko tersebut dapat berupa keuangan, sosial, waktu,
kinerja, dan lain-lain). Dalam hal ini adalah penting untuk membuat pilihan
terbaik, dan karenanya, orang akan lebih merasa bahwa telah terjadi konflik
pada keputusan mereka. Akhirnya, terjadi tendesi pribadi hingga pengalaman
ketidaksesuaian—umumnya beberapa konsumen merasa telah terjadi lebih banyak
konflik dan keraguan tentang pembelian dibanding yang lainnya.
Gambar
diatas menyajikan diagram pengaruh potensial dari reaksi dan ketidaksesuaian
pembelian pada keadaan keterlibatan-tinggi dengan pilihan-bebas. Perhatikan
bahwa sebelum keputusan pembelian diambil, reaksi dapat mengakibatkan perbedaan
preferensi terhadap alternatif yang ada. setelah
pembelian dilakukan terjadi fase penyesalan pembeli di mana alter natif yang tidak
terpilih ternyata lebih disukai. Akan tetapi, dalam periode waktu tertentu,
pengaruh ketidaksesuaian dapat mempengaruhi prelerensi sehingga pembeli yang
suka membeli produk meningkat dan produk yang tidak disukai menurun.
Manajer perlu mengetahui pengaruh
ketidaksesuaian dan reaksi seria mempunyai strategi untuk menghadapinya. Kapan
pun konsumen mendalami kesulitan dalam memilih di antara merek-merek yang ada,
merek.i agaknya akan
mengalami penyesalan yang amat sangat. Wiraniaga yang menyadari hal ini dapat
mengambil langkah-langkah untuk meminimalisasi dampak negatif dari reaksi dan
ketidaksesuaian. Sebagai contoh, agen real estat yang menjual rumah kepada
salah satu dari kami lelah mengobati penyesalan
konsumen dengan secara mencolok menunjukan karakteristik rumah yang menarik dan
harganya yang murah. Sehingga, penurunan ketidaksesuaian dilakukan dengan
memberikan konsumen informasi yang mendukung keputusan pembelian mereka.
Walaupun hubungan yang ditunjukkan pada gambar itu
memerlukan penelitian dan pengujian lebih lanjut, namun diagram ini cukup masuk
akal dan memiliki beberapa dukungan empiris. Perhatikan bahwa setiap komponen
mempengaruhi pembentukan kognisi merek serta pembentukan perasaan dan emosi.
Kemudian, perasaan dan emosi mempengaruhi sikap terhadap iklan, yang kemudian
dapat juga mempengaruhi sikap terhadap merek. Akhirnya, kognisi merek
mempengaruhi sikap terhadap merek. Meskipun
sikap terhadap iklan dengan jelas memiliki pengaruh yang penting terhadap iklan
terdiri dari perasaan dan emosi, maka dampak persuasifnya berumur pendek.
Meskipun
sikap terhadap iklan dengan jelas memiliki pengaruh yang penting terhadap iklan
terdiri dari perasaan dan emosi, maka dampak persuasifnya berumur pendek.
Dampak yang bermanfaat lainnya dari penciptaan
sikap sangat positif terhadap iklan dalam diri konsumen adalah bertambahnya
waktu yang mereka h.ihisk.in untuk
menonton komersial. Konsumen memiliki dua sarana pengendalian waktu yang mereka
habiskan untuk menonton iklan secara langsung: mereka dapat "men-zap"
(memindahkan dengan cepat sekali) iklan dengan mengganti saluran lain, atau
dapat "men-zip" (memindahkan secara cepat)
iklan dengan memajukan secara cepat melalui program yang telah direkam. Para
peneliti telah menemukan bahwa baik zipping
maupun zapping
mengurangi rasa senang dan gembira yang
disebabkan oleh peningkatan iklan. Jadi,
untuk mengurangi zipping dan
zapping, perusahaan
harus menciptakan iklan dengan emosi positif dan kualitas informasi.
Apakah penulis naskah iklan profesional
menggunakan teori-teori yang dikembangkan oleh para peneliti
"akademik" dalam penciptaan iklannya? Menurut salah satu studi,
tidak.Kelihatannya para penulis naskah iklan memang memanfaatkan teori-teori
tersebut, tetapi teori mereka sendiri bukannya teori peneliti. Misalnya,
penulis naskah iklan kelihatannya tidak menggunakan konsep sikap terhadap iklan
dalam mengembangkan komponen gambar dan verbal iklan. Selain itu, mereka juga
bertindak seolah-olah semua penerima komunikasi iklan berada dalam keadaan
keterlibatan tinggi.
19.Tahapan Pengambilan Keputusan
Menuju Persuasi
19.1.
Model
kemungkinan Elaborasi
Dalam proses persuasi dimulai ketika konsumen menerima
komunikasi.istilah komunikasi(communication) yang didefinisikan secara luas di
sini mencakup semua aspek pesan
,termasuk sumber,jenis,dan salurannya(misalnya: televisi,radio,atau media
cetak). Ketika menerima pesan ,konsumen mulai memrosesnya tergantung pada faktor-faktor seperti
kandungan pesan,sifat dasar konsumen,dan situasi konsumen ,komunikasi diproses
dengan tingkat keterlibatan yang lebih tinggi atau lebih rendah. Tergantung
pada tingkat keterlibatan perubahan kepercayaan dan sikap terjadi pada satu
atau dua rute . apabila berada pada rute sentral menuju persuasi
(central route to persuasion)Dalam keadaan keterlibatan rendah ,konsumen
dikatakan berada pada rute periferal menuju persuasi( peripheral route to
persuasion).
v Rute sentral menuju persuasi
Apabila perubahan sikap
dan kepercayaan terjadi melalui rute sentral maka konsumen akan menjadi lebih
hati-hati terhadap pesan yang diterimanya ,mereka dengan tekun mempertimbangkan
komunikasi dan membandingkannya dengan posisi bersikap yang mereka miliki
sendiri .jika mereka dapat memroses informasi ,maka mereka akan
membangkitkan sejumlah tanggapan
kognitif terhadap komunikasi(tanggapan kognitif adalah pemikiran yang
menguntungkan dan / atau tidak menguntungkan yang dihasilkan konsumen sebagai
akibat dari komunikasi) sebagai tergantung pada sejauh mana tanggapan kognitif
mendukung atau tidak mendukung pesan ,konsumen mungkin akan mengalami perubahan
kepercayaan .jika kepercayaan berubah maka, selanjutnya mereka akan mengalami
perubahan sikap.Apabila perubahan kepercyaan dan sikap terjadi melalui rute
sentral persuasi.pengaruhnya secara relatif bersifat jangka panjang dan dapat
memprediksikan perilaku .
Apabila
persuasi terjadi melalui rute sentral ,konsumen dikatakan menerapkan isyarat
sentral ketika sedang mengevaluasi pesan.isyarat sentral(central cues )adalah
ide-ide dan data pendukung yang secara langsung menunjang mutu argumentasi yang
dikembangkan dalam pesan.
Rute
Periferal
|
Rute
Sentral
|
v Rute periferal menuju persuasi
Ketika konsumen
terlibat dalam pemrosesan informasi dengan keterlibatan rendah ,mereka bergerak
melalui rute periferal menuju persuasi ,pada keadaan seperti ini tanggapan
kognitif kurang mungkin terjadi karena orang-orang tidak memperhatikan dengan
seksama maslah pro dan kontra terhadap isu-isu itu,selain itu mereka
menggunakan isyarat periferal untuk menentukan apakah akan menerima atau menolak pesan. Isyarat persuasi periferal(peripheral
persuasion cues) mencakup faktor-faktor seperti daya tarik dan keahlian sumber
pesan,jumlah argumen sederhana yang ditampil kan ,rangsangan positif atau
negatif yang membentuk konteks dimana pesan disajikan(misalnya,musik yang
menyenangkan ). Di bawah keadaan keterlibatan rendah ,kepercayaan konsumen
dapat berubah tetapi tidak berarti bahwa sikap dan perasaan juga terpengaruh.sikap yang terbentuk
kemungkinan akan bersifat sementara dan tidak terprediksi prilaku. Jika di
gunakan rute sentral menuju persuasi , maka sejumlah besar pemrosesan informasi sebaliknya, jika
digunakan rute periferal menuju pesuasi , maka pemrosesan informasi yang lebih
sedikit akan terjadi dan hierarki pengaruh dengan ketelibatan rendah
berlangsung.
v Pemahaman
ELM
ELM secara
historis,para peneliti konsumen telah memperdebatkan bahwa pemahaman
tentang sebuah pesan merupakan prasyarat menuju persuasi.yaitu,para
pembeli potensi harus memahami apa yang dikatakan pesan yang mempengaruhi
mereka.saat ini,para peneliti percaya baru
bahwa hubungan antara pemahan dan persuasi jauh lebih kompleks.Serangikain penelitian
yang dilakukan memberikan responden dengan pesan-pesan yang mudah atau
sulit di pamahami tentang sebuah penemuan baru.di samping itu keahlian dari
penemu yang bervariasi sementara yang lain nya mempelajari bahwa penemu
adalah seorang yang baru dalam bidangnya yang tidak memiliki hak paten
lainnya.jikia pesan mudah dipahami,maka tingkat pemprosesan yang tinggi
terjadi.akibat nya,responden akan mengingat fakta dari dalam pesan,dan keahlian
sumber memiliki dampak yang kecil atau bahka tidak sama sekali terhadap sikap
nya.Sebaliknya,apabila pesan sulit di pahamai konsumen akan memahami pemprosesan yang keras pada isyarat
periferal,seperti keahlian sumber untuk membentuk sikap merek.Tingkat
keterlibatan konsumen juga mempengaruhi apakah mereka akan salah memahami pesan iklan.Jadi
orang yang menggunakan rute periferal menuju persuasi lebih sukak menarik
kesimpulan yang tidak akurat tentang iklan dengan kualifikasi tidakdikenal.
Implikasi manajerial dari penelitian
tentang memahami persuasi bersifat
langsung.karena konsumen sering kali memiliki pengetahuan sangat berbeda tentang katagori produk,maka pengiklan
harus memperhatikan saat menciptakan pesan yang kompleks dan secara potensial
sulit di pahami.jika konsumen yang
kurang memiliki pengetahuan
menerima pesan seperti itu maka mereka mungkin membentuk sikap
terhadap merek berdasarkan sumber informasi keahlian yang dirasakan karena
itu perusahaan harus menggunakan para ahli dalam periklanan yang sulit dipahami oleh
banyak orang.
19.2.
Perbedaan
Individu Model Menuju Persuasi
Model kemungkinan
elaborasi Mengusulkan bahwa
individu secara terus-menerus menggunakan baik rute sentral maupun
Periferal.para peneliti telah menemukan bahwa konsumen secara konsisten berbeda
dalam hal Bagaimana mereka memroses informasi secara seksama.untuk mengukur
seberapa jauh konsumen secara terus-menerus melakukan pemrosesan informasi
dengan keterlibatan tinggi ,versus
rendah,mereka telah mengembangkan suatu bentuk yang disebut kebutuhan kognisi (need for cognition).Kebutuhan
kognisi konsumen bervariasi dari yang paling rendah hingga yang paling
tinggi.konsumen yang cenderung berusaha melakukan aktifitas kognitif dikatakan memiliki kebutuhan kognisi
yang tinggi.orang seperti ini cenderung memiliki kebiasaan mengevaluasi
kualitas argumen dan memerlukan rute sentral untuk menuju persuasi.sementara
itu,konsumen lainya memiliki kebutuhan kognisi yang rendah dan memerluka rute
periferal menuju persuasi.secara sederhana,informasi tentang kebutuhan kognisi
pasar target berguna bagi para pengiklan sehingga mereka dapat menciptakan
pesan-pesan yang lebih kompleks untuk konsumen dengan kebutuhan kognisi tinggi
dan pesan-pesan yang lebih sederhana untuk para konsumen dengan kebutuhann
kognisi rendah.
Kebutuhan kognisi mempengaruhi bagaimana
konsumen akan menanggapin isyarat sentral dan periferal yang terdapat dalam
iklan.ketika para peneliti menginvestigasi
bagaimana iklan mempengaruhi konsumen dengan kebutuhan kognisi tinggi
versus rendah,mereka menipulasi ‘’Isyarat sentral “ dengan menciptakan iklan
yang memilikin baik argumen berkualitas tinggi maupun rendah sehingga
mengangkibatkan konsumen akan membeli sebuah merek mesin ketik tertentu.Di lain
pihak,responden ini memberikan peringkat yang sedikit lebih tinggi atas sikap
terhadap merek pada kondisi argumen rendah.hasilnya ternyata berlawanan
diantara responden dengan kebutuhan kognisi tinggi:mereka menilai mesin
ketik lebih positif dalam kondisi argumen kuat.
19.3.
Model multriatribut dan tahapan pengambilan
keputusan menuju persuasi
Konsep-konsep
yang mendasari model multiatribut dari formasi sikap dapt di terapkan oleh
Pemasaran
untuk mengubah kepercayaan,sikap,dan perilaku pasar yang di targetkan.
20.Persuasi
dan Model Sikap Terhadap Objek
Model
ini menyiratkan bahwa komunikator memiliki tiga opsi mendasar untuk mengubah
sikap yang telah ada.pertama,mereka dapat berusaha mengubah evaluasi yang
dirasakan konsumen tentang atribut produk.Pada strategi kedua,selain
berusaha mengubah evaluasi konsumen tentang atribut yang telah ada,sebuah atribut
di perkenalkan.Strategi ketiga untuk mempengaruhi sikap melalui pendekatan
model multiatribut adalah mengubah
kepercayaan konsumen tentang atribut produk dengan mengubah atribut itu
sendiri.Hal ini mungkin merupakan pendekatan yang paling mudah dari ketiga
strategi karena perusahaan dapat
menggunakan berbagai metode
untuk mengimplentasikannya.Misalnya,iklan komersial dapat menggunakan demonstrasi
atau bintang iklan yang terpecaya untuk menunjukkan dan
menjelaskan perubahan tersebut.
21.Persuasi
dan Model Keinginan Berperilaku
Model keinginan berperilaku juga masih
merupakan pendekatan lainnya untuk perubahan
perilaku.Di sini salah satu strateginya adalah mempengaruhi persepsi
konsumen tentang konsekuensi perilaku.Implikasi kedua dari model keinginan berperilaku
untuk mengubah sikap mencakup komponen norma subjektif.secara eksplisit model
ini mempertimbangkan dampak orang lain terhadap keinginan bertindak
konsumen.Para peneliti telah menemukan bahwa orang yang berbeda akan bertindak
terhadap apa orang lain mungkin pikirkan.skala yang dikenal sebagai
perhatikan terhadap informasi perbandingan sosial dipergunakan untuk
menilai tendensi ini.
22. Rute Mempengaruhi Perilaku Menuju
Perubahan Perilaku
Melalui
teknik-teknik mempengaruhi perilaku tindakan seseorang dapat dipengaruhi tanpa
perlu mempengaruhi baik kepercayaan maupun sikap mereka tentang perilaku.
Sebagai contoh, desain ekologis bangunan dan ruang sangat mempengaruhi tindakan
orang tanpa mereka menyadari telah dipengaruhi. Demikian juga, penguatan atau
penghukuman yang keras dalam lingkungan dapat menyebabkan orang melakukan
tindakan yang mereka pilih untuk dihindari. Ilustrasi ekstrem tentang teknik
pengaruh berperilaku adalah saat seorang perampok bersenjata mengatakan,
"Uang atau nyawa". Kebanyakan dari kita tanpa ragu-ragu akan memilih
yang pertama daripada yang kedua—walaupun sebenarnya kita tidak mau mengambil
pilihan tersebut.Menodongkan senjata ke rusuk seseorang akan mendapatkan hasil
karena hal ini secara drastis mengubah matriks penghargaan-pengorbanan atas sebuah
hasil. Tentu saja, ada banyak sarana yang halus untuk mempengaruhi rasio
biaya-manfaat atas suatu tindakan. Keempat sarana tersebut akan dibahas pada
bagian ini: teknik mengambil hati (ingratiation technique), teknik di muka
pintu (foot-in-door
technique), teknik berhadapan
langsung (door-in-the-face technique), dan
teknik walau hanya satu-sen akan membantu (even-a-penny-will-help
technique). Keempat
teknik pengaruh pribadi tersebut secara langsung relevan dengan komponen
penjualan pribadi dari bauran pemasaran, dan merupakan fungsi riset pemasaran
untuk mengevaluasi keberhasilan mereka.
23.Teknik
Mengambil Hati
Istilah mengambil hati (ingratiation) mengacu
pada taktik pelayanan sendiri (self-serving)
yang dilakukan oleh seseorang agar dirinya
kelihatan lebih menarik bagi orang lain.Kita menggunakan "daya
tarik" di sini untuk menunjukkan seluruh nilai-nilai positif atau negatif
di mana seseorang memandang orang lain. Seorang pengambil hati membentuk pengetahuan
di mana dia meningkatkan daya tariknya, sementara kemungkinan bahwa orang lain
akan mengikuti keinginannya juga meningkat. Tentu saja, kita semua berusaha
membuat diri kita lebih menarik daripada orang lain, tetapi seorang pengambil
hati berusaha memanipulasi dan sangat perhitungan.Beberapa teknik mengambil
hati tersedia bagi para pemasar. Perhatikan bahwa
faktor penentu atau denominator umumnya adalah
pengambil hati y.mg dengan halus memberikan hadiah kepada sasarannya.
1.
Berpenampilan sama
dengan sasaran. Salah satu penemuan
riset terkuat dalam ilmu sosial adalah bahwa seseorang menyukai orang lain yang
sama dengannya. Jadi, pengambil hati yang terampil berusaha untuk menilai
sasarannya dan dengan cepat mengidentifikasi sikap, opini, dan minat seseorang.
Kemudian ia akan memodifikasi pernyataannya sendiri dengan mencocokkan
kepercayaan yang dirasakan orang lain. Jika berhasil, maka si sasaran akan
merasa bahwa si pengambil hati sama dengan mereka dan selanjutnya lebih menyukainya.
2.
Menyesuaikan diri dengan
keingingan sasaran. Salah satu cara membentuk
ego orang lain adalah setuju dengannya dan menyesuaikan diri dengan
keinginannya. Pada keadaan ini, sasaran dibuat merasa menjadi orang penting.
Dengan menghargai sasaran seperti ini, para pengambil hati dapat meningkatkan
kepentingan dirinya di hadapan sasaran.
3.
Memberikan pujian dan
hadiah. Pengambil hati dapat membangun kekuatan
dengan secara langsung menghadiahkan sasarannya melalui pujian (Misalnya, Anda
menyelesaikan masalah tersebut dengan baik sekali") atau dengan hadiah
(misalnya, mentraktir makan siang).
4.
Mengekspresikan
kesukaan. Orang cenderung menyukai orang lain yang
menyukai mereka. Jika pengambil hati dapat membujuk orang lain yang ia pandang
memiliki daya tarik yang tulus, maka sasaran biasanya akan berusaha menyukainya
juga.
5.
Menanyakan saran. Dengan
meminta saran, pengambil hati membuat orang lain seolah-olah ia disegani.
Sebenarnya ini merupakan metode tidak langsung untuk memberitahukan orang lain
bahwa ia disukai.
6.
Mengingat nama orang. Dengan
mengingat nama seseorang, pengambil hati memberikan pujian kepada orang lain
dan membuatnya kelihatan disukai sehingga orang tersebut akan memenuhi permintaan.
Taktik mengambil hati sangat efektif untuk
mencapai kekuasaan dalam hubungan jangka pendek, seperti situasi penjualan
pribadi. Sesungguhnya, taktik utama yang dilakukan seorang wiraniaga yang
terampil adalah menciptakan "hubungan erat" dengan pelanggan. Namun
demikian, terdapat satu kekurangan utama dari teknik ini. Jika sasaran
menyadari bahwa ia hanya dimanipulasi, maka usaha mempengaruhi akan menjadi
bumerang— yang akan menimbulkan kerugian bukannya memperoleh kekuasaan.
Karenanya, dilema pengambil hati: Pengambil
hati tidak dapat secara terang-terangan berupaya untuk menghadiahkan sasarannya
karena takut ketahuan dan menyingkirkan sasaran. Di lain pihak, agar pendekatan
ini berhasil, maka sasaran harus diberi hadiah dan menyadari hal tersebut.
Kemungkinan pengambil hati ketahuan cukup tinggi
dalam situasi penjualan. Terdapat perbedaan kekuasan alami antara calon
konsumen dan wiraniaga. Calon konsumen mengetahui bahwa wiraniaga ingin
melakukan penjualan, dan berhati-hati dalam upayanya untuk mempengaruhi. Tujuan wiraniaga
adalah menjual dengan sungguh-sungguh dan tidak manipulasi.
24.Teknik dimuka Pintu
Pepatah lama mengatakan bahwa jika seorang salesman yang baik dapat
sampai di muka pintu saja, maka ia dapat melakukan penjualan. Pepatah ini
memiliki dukungan ilmiah—karenanya teknik di muka pintu populer. Cara
bekerjanya adalah sebagai berikut: Seorang pemohon meningkatkan kemungkinan
bahwa calon konsumen akan mengatakan ya atas permintaan moderat jika
pertama-tama orang itu dibujuk untuk mengatakan ya atas permintaan yang lebih
kecil. Jadi, tugas penjualan produk kepada calon konsumen menjadi lebih mudah.
Teknik di muka pintu (foot-in-the-door technique) dilakukan melalui
mekanisme persepsi-diri. Dengan mengikuti permintaan pertama yang lebih kecil,
calon konsumen membentuk kesan bahwa ia adalah jenis orang yang melakukan hal
tersebut. Selanjutnya, ketika permintaan kedua dibuat, calon konsumen biasanya
setuju dengan permintaan tersebut yang secara sederhana berasal dari kebutuhan
yang konsisten dengan persepsi diri.
Teknik di muka pintu diterapkan untuk
mempengaruhi orang dalam berbagai keadaan. Sebagai contoh, dalam membandingkan
kelompok pengendali, subjek yang pertama-tama diminta untuk melakukan sesuatu
yang sangat kecil lebih sering menyetujui permintaan yang besar, ketika
ditanya— hal ini benar untuk permintaan seperti donor darah, memperkirakan
lalu-lintas untuk komite keamanan, dan mengisi survei riset pasar dengan
lengkap. Demikian juga, sebuah penelitian menemukan bahwa orang yang pertama
kali ditelepon dan kemudian diajukan beberapa pertanyaan penting lebih suka
mengisi daftar pertanyaan tertulis yang panjang daripada orang yang tidak
pernah ditelepon sebelumnya.
Teknik di muka pintu dapat diterapkan pada
sejumlah bidang pemasaran, tetapi paling sering dipergunakan untuk meningkatan
tingkat tanggapan pada survei riset pasar. Meskipun demikian, bidang penting
yang sering menggunakan teknik ini adalah penjualan pribadi. Menjual produk
memerlukan sejumlah langkah-langkah. Sebagai contoh, jika seorang pialang
dapat membujuk seorang klien potensial untuk dapat mengunjungi kantornya, kegiatan
penjualan saham ke orang tersebut akan menjadi lebih mudah karena pembelian
saham ini konsisten dengan perilaku calon pembeli sebelumnya, yaitu mengunjungi
pialang.
25.Teknik
Berhadapan Langsung
Teknik berhadapan langsung (door-in-the-face technique) juga mencakup pembuatan
dua permintaan. Akan tetapi, permintaan awal biasanya sangat besar. Dalam
kenyataannya, permintaan itu begitu besarnya sehingga tidak ada yang diharapkan
untuk memenuhinya. Setelah responden mengatakan "Tidak !" atas permintaan
pertama, pemohon membuat permintaan kedua yang lebih kecil—yang kelihatannya
lebih masuk akal dibandingkan permintaan pertama. Penelitian yang dilakukan
menunjukkan bahwa, dalam membandingkan kelompok pengendali
yang tidak menerima permintaan awal mereka yang menjadi subjek pada pendekatan
dua-langkah mendc monslrasikan tingkat pemenuhan yang lebih besar atas
permintaan kedua, Ueberapa bidang di mana teknik berhadapan langsung berjalan
dengan baik adalah: meminta orang untuk mengisi survei pemasaran secara
lengkap, mengajak anak-anak nakal ke kebun binatang, dan menghitung kendaraan
bermotor bagi komite keamanan lalu lintas.
Secara
logis diperlihatkan bahwa mekanisme persepsi-diri yang membantu efektivitas
teknik di muka-pintu harus menjadi pendorong teknik berhadapan langsung.
Namun, jika seseorang mengatakan tidak pada permin laan pertama, maka norma
persepsi-dirinya mengindikasikan bahwa ia harus lebih mampu mengatakan tidak atas
permintaan kedua. Tetapi mekanisme yang sangat berbeda berlaku pada strategi
berhadapan langsung—norma timbal balik.1' Norma timbal-balik (norm of reciprocity) menyatakan bahwa seseorang melakukan sesuatu untuk Anda,
maka Anda juga harus me lakukan sebagai imbalannya. Norma ini memperbaiki keadaan
meyakinkan bahwa usaha kita membantu orang lain pasti ada balasannya. Strategi berhadapan
langsung membutuhkan norma ini.Karena pemohon tidak benar-benar mengha lapkan
seseorang menyetujui permintaan awal yang besar, tetapi hanya per mintaan kedua
yang lebih sederhana. Meskipun demikian, pemohon mem bualnya seolah olah iu
lelah
mengorbankan sesuatu dengan kembali pada peimintaan yang lebih kecil, sehingga pasar
target merasa bahwa ia lebih baik kembali ( ar.i v.mg paling mungkin dari pilihan
berkhayal timbal balik adalah mengatakan ya alas permintaan kedua.Penerapan teknik berhadapan
langsung lebih terbatas dibandingkan strategi di muka-pintu. Karena strategi
ini didasarkan atas norma timbal balik, maka permintaan kedua harus lebih kecil dari permintan
pertama. jika permintaan yang besar adalah untuk melengkapi survei yang pan jang, maka permintaan kedua harus mencakup
pengisian versi survei yang lebih pendek, batasan kedua dari pendekatan
berhadapan langsung adalah bahwa urung yuiig mimu
harus
melakukan kedua permintaan tersebut karena penting sekali bahwa target yang
dituju merasa kalau sebenarnya pemohon Iri.ih mengorbankan sesuatu ketika
melakukan permintaan kedua. )ika pe mohon yang berbeda melakukan permintaan
kedua, maka pasar target tidak akan merasa bahwa sesuatu telah dikorbankan.
Balasan terakhir adalah bahwa permintaan kedua harus segera mengikuti
permintaan pertama. Dua permintaan dapat dilakukan meskipun dalam waktu satu
atau dua
ininggu
dengan pendekatan di muka-pintu, tetapi untuk menciptakan kesan bahwa sebuah
konsesi telah dibuat, kedua permintaan itu harus
ditutup lepat waktu (tentu saja dalam sejam atau lebih sedikit) menurut strategi di muka pintu.
26.Teknik
Walau Hanya Satu-Sen-Akan-Membantu
Teknik dimuka pintu dan berhadapan langsung masing-masing
didasarkan pada norma persepsi diri dan timbal balik yang konsisten.Teknik ini
paling sering dipergunakan dalam kegiatan beramal,
di mana menurut pendekatan ini seorang pengumpul derma meminta kepada sasaran
untuk memberikan uang. Kemudian, ia menambahkan kalimat "dengan
satu sen pun akan membantu" untuk mengakhiri penampilannya Tujuannya
adalah membuat orang merasa bodoh jika mereka tidak memenuhi permintaan
tersebut. Di sini masalah yang dihadapi oleh sasaran adalah bahwa tidak mungkin
hanya memberikan satu sen, karena hal ini akan terlihat aneh. Jadi, sasaran
cenderung memberikan sesuai dengan situasi dan acara amal tersebut.
Para peneliti telah menemukan bahwa total
sumbangan untuk amal meningkat ketika* teknik ini dipergunakan. Walaupun target
memberikan uang dalam jumlah rata-rata, bahkan lebih sedikit dibandingkan
pendonor yang tidak menerima permintaan "saru sen", namun banyak di
antara mereka mengikutinya—dan hal ini akan mengkompensasi kontribusi individu
yang sedikit lebih kecil.
Taktik pemenuhan ini dapat diimplementasikan
dengan cara lain di samping mengatakan "dengan satu sen akan
membantu". Sebagai contoh, para peneliti pasar meminta responden untuk
mengisi sebuah survei dan menambahkan kalimat "walau hanya menjawab satu
atau dua pertanyaan saja akan membantu". Seorang wiraniaga yang membuat
"telepon dingin" (cold call) akan
menyatakan "walau hanya dua menit saja, waktu Anda akan dihargai".
Adaptasi dari teknik ini adalah abadi.
27.Analisis Perilaku Konsumen dan Implikasi
Manjerialnya
Model
Multiatribut Model keinginan
berperilaku menguraikan dua pendekatan yang dapat digunakan para pemasar untuk
mempengaruhi keinginan dan perilaku. Pertama-tama, komunikasi dapat
dikembangkan untuk mempengaruhi sikap pasar target terhadap perilaku—terutama,
iklan yang menyajikan konsekuensi mengerikan akibat mengkonsumsi obat
terlarang. Sebagai contoh, sebuah iklan menunjukkan seorang wanita dengan
pistol yang diarahkan ke hidungnya dan kata "KOKAIN" ditulis dengan h
urut tebal di halaman bawah. Kedua, pesan-pesan dapat diciptakan untuk mempengaruhi
persepsi pasar target tentang bagaimana orang yang menjadi referensi
kunci—seperti saudara kandung yang lebih tua atau teman kelompoknya—memandang
perilaku tersebut. Beberapa iklan dalam kampanye "Amerika Bebas Obat
Terlarang" menunjukkan bahwa para remaja harus membantu teman mereka
menghindari obat terlarang. Dengan mempengaruhi para remaja untuk mempercayai
bahwa orang lain memandang penggunaan obat terlarang secara negatif, maka iklan
dapat mengubah keinginan berperilaku.
Implikasi yang jelas bagi riset pemasaran dan
strategi promosi berasal dari ide-ide tersebut. Pertama, riset pasar harus
dilaksanakan untuk mengidentifikasi apa konsekuensinya jika pasar target
memandangnya secara negatif. Kedua, harus dilakukan studi untuk menentukan
cara terbaik dalam mempengaruhi bagaimana kelompok mereka memandang penggunaan
obat terlarang.
footnote nya ada kak?
BalasHapusGrand Casino - MapYRO
BalasHapusGrand Casino is a casino in San Jose, California, USA 안성 출장안마 that is open 24 hours a day, 7 days a week. 여주 출장마사지 The 경상북도 출장마사지 casino also has 정읍 출장마사지 a casino in the city of 화성 출장마사지