BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah
Persaingan
bisnis bukanlah hal baru dalam dunia perdagangan global,terutama dalam
memperebutkan pasar potensial dan mempertahankan konsumen yang ada. Dewasa ini,
hampir setiap perusahaan, besar atau kecil, pasti tersentuh oleh persaingan
global (Kotler,2000:23). Dalam hal ini perusahaan barang atau jasa yang
bersangkutan dituntut jeli untuk menangkap peluang yang ada agar dapat bertahan
seiring dengan perubahan zaman. Kecenderungan kemajuan dalam berbagai hal
berdampak pula pada perilaku dan gaya hidup manusia. Keinginan pemenuhan
kebutuhan pokok seperti sandang, pangan, dan papan yang semula sederhana
berkembang lebih kompleks.
PT
Sophie Martin Indonesia merupakan perusahaan Multi Level Marketing (MLM) yang
beroperasi di Indonesia sejak tahun 1994. Sudah lebih dari 13 tahun lamanya
Sophie Martin berusaha memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia.Perusahaan ini
tumbuh menjadi perusahaan penyedia produk fashion yang mempunyai peranan
penting di Indonesia.MLM merupakan suatu cara atau metode menjual barang secara
langsung kepada pelanggan melalui jaringan yang dikembangkan oleh para
distributor lainnya; pendapatan dihasilkan terdiri dari laba eceran dan laba
grosir ditambah dengan pembayaran-pembayaran berdasarkan penjualan total
kelompok yang dibentuk oleh sebuah distributor. (clothier, 1994:33).
Fashion
pada masa ini sudah sangat jauh berbeda fungsinya dengan masa lampau, bila pada
masa lampau fashion mungkin hanya berfungsi sebagai pelindung tubuh dari terik
matahari dan cuaca, maka pada saat ini fashion juga berfungsi sebagai gaya
hidup atau biasa disebut lifestyle. Tak dapat dipungkiri, fashion telah mengakarkan
pengaruhnya dengan kuat pada kehidupan manusia modern. Oleh karena itu, PT.
Sophie Martin menerapkan strategi pemasaran untuk merebut pasar sasaran sebanyak
mungkin dengan mengantisipasi setiap perubahan yang terjadi dalam lingkungan
pemasarannya. Dengan meningkatnya aktivitas perusahaan yang bergerak di bidang
fashion,maka perlu adanya analisis terhadap perilaku konsumen dalam rangka
meningkatkan volume penjualan. Hal tersebut dilakukan untuk melihat
faktor-faktor apa yang mempengaruhi keinginan konsumen terhadap produk yang
dipasarkan.
Menurut
pengamatan penulis bahwa analisis perilaku konsumen yang dilakukan Sophie
Martin dalam kegiatan usahanya sangat menentukan atau berpengaruh dalam usaha
mendapatkan konsumen yang sebanyak-banyaknya, sehingga dapat meningkatkan
volume penjualannya.Sehubungan dengan uraian tersebut di atas, maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut pada Sophie Martin dengan
judul Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen dalam
Pembelian Produk Sophie Martin.
1.2. Rumusan Masalah
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka masalah pokok yang dapat dirumuskan adalah:
1. Apakah faktor keluarga, situasi ekonomi, dan
gaya hidup mempengaruhi
konsumen
dalam melakukan keputusan pembelian produk Sophie Martin ?
2. Faktor manakah yang memberikan pengaruh
dominan terhadap keputusan
konsumen
dalam pembelian produk Sophie Martin ?
1.3.
Tujuan Penelitian
Mengacu pada rumusan masalah di atas, maka tujuan yang akan dicapai yaitu
:
1. Untuk mengetahui apakah faktor keluarga,
situasi ekonomi, dan gaya hidup mempengaruhi konsumen dalam melakukan keputusan
pembelian produk
Sophie Martin.
2. Untuk mengetahui faktor mana
yang memberikan pengaruh dominan terhadap
keputusan
konsumen dalam pembelian produk Sophie Martin
1.4.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat. Adapun manfaat yang dapat disumbangkan dari hasil penelitian ini dibedakan menjadi tiga,
yaitu:
1.
Manfaat bagi ilmu pengetahuan.
Sebagai
literatur pendukung sehingga dapat dijadikan acuan bagi peneliti lain di waktu
yang akan datang.
2. Manfaat bagi peneliti.
Sebagai penerapan ilmu pengetahuan yang diperoleh
penulis selama di bangku kuliah dalam bidang pemasaran.
3. Manfaat bagi perusahaan yang bersangkutan.
Sebagai sumbangan pemikiran untuk dipakai sebagai
alternatif dalam strategi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian
Pemasaran
Pemasaran
merupakan salah satu dari kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya, berkembang serta mendapatkan laba.Perusahaan
harus mempelajari apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen agar
usahanya terus berjalan.Pemasaran adalah proses sosial dan dengan proses itu
individu dan kelompok mendapat apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan
menciptakan menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang
bernilai dengan pihak lain (Kotler, 2000:10).
Peter
Drucker seorang pakar terkemuka mengatakan orang dapat mengangap bahwa
penjualan akan selalu dibutuhkan, akan tetapi tujuan pemasaran adalah mengetahui
dan memahami pelanggan dengan baik sehingga produk atau jasa itu cocok dengan
pelanggan dan selanjutnya mampu menjual dirinya sendiri. Idealnya pemasaran
harus menghasilkan pelanggan yang siap membeli yang dibutuhkan selanjutnya
adalah menyedikan produk atau jasa tersebut.
2.1.1.
Konsep Pemasaran
Falsah konsep pemasaran bertujuan untuk memberikan kepuasan
terhadap keinginan dan kebutuhan konsumen. Kegiatan perusahaan yang berdasar pada konsep pemasaran
ini harus diarahkan untuk memenuhi tujuan perusahaan. Secara khusus dapat
dikatakan bahwa konsep pemasaran adalah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa
pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan
hidup perusahaan (Swastha 1996). Dari defenisi tersebut perusahan memiliki
konsekuensi seluruh kegiatan perusahaan harus diarahkan untuk mengetahui kebutuhan
konsumen dan mampu memberikan kepuasan agar mendapat laba dalam kebutuhan
konsumen dan mampu memberikan kepuasan agar mendapat laba dalam jangka panjang.
Organisasi perusahaan yang menerapkan konsep pemasaran ini disebut organisasi
pemasaran. Konsep pemasaran juga menyatakan bahwa kunci untuk meraih
tujuan organisasi adalah menjadi lebih
efektif dari pada para pesaing dalam memadukan kegiatan pemasaran guna menetapkan dan memuaskan kebutuhan pasar sasaran (Kotler, 2000:11).
Ada tiga faktor penting yang
digunakan sebagai dasar dalam konsep pemasaran (Swastha,1996):
a.
Orientasi Konsumen
Pada intinya jika suatu perusahaan ingin menerapkan orientasi konsumen
ini maka:
1. Menentukan kebutuhan pokok dari
pembeli yang akan dilayani dan dipenuhi.
2. Memilih kelompok pembeli
tertentu sebagai sasaran dalam penjualan.
3. Menentukan produk dan program
pemasarannya.
4. Mengadakan penelitian pada
konsumen untuk mengukur, menilai dan menafsirkan keinginan serta tingkah laku mereka.
5. Mentukan dan melaksanakan
strategi yang paling baik, apakah menitik beratkan pada mutu yang baik, harga yang murah atau model yang
menarik.
b.
Koordinasi dan integrasi dalam perusahaan
Untuk memberikan kepuasan secara optimal kepada
konsumen, semua elemen pemasaran yang ada harus diintegrasikan. Hindari adanya pertentangan
antaraperusahaan
dengan pasarnya. Salah satu cara penyelesaian untuk mengatasi koordinasi dan
integrasi ini dapat menggunakan satu orang yang mempunyai tanggung jawab terhadap
seluruh kegiatan pemasaran yaitu manajer pemesaran. Jadi dapat disimpulkan setiap
orang dan bagian dalam perusahaan turut serta dalam upaya yang terkoordinir untuk
memberikan kepuasaan konsumen sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai
c. Mendapatkan laba melalui pemuasan konsumen.
Salah
satu tujuan dari perusahanan adalah untuk mendapatkan profit atau laba. Dengan laba
tersebut perusahaan bisa tumbuh dan berkembang dengan kemampuan yang lebih besar.
Sebenarnya laba merupakan tujuan umum dari sebuah perusahaan.
d. Stategi pemasaran
Merupakan
hal yang sangat penting bagi perusahaan dimana strategi pemasaran merupakan
satu cara mencapai tujuan dari sebuah perusahaan. Hal ini juga didukung oleh
pendapat Swastha “ Strategi adalah serangkaian rancangan besar yang menggambarkan
bagaimana sebuah perusahaan harus beroperasi untuk mencapai tujuannya,sehingga
dalam menjalankan usaha kecil khususnya diperlukan adanya pengembangan melelui
strategi pemasarannya”.Karenapadakondisikritisjustru usaha kecillah yang mampu memberikan pertumbuhan terhadap pendapat
masyarakat.
Pemasaran
menurut W.J. Stanton adalah sesuatu yang meliputi seluruh sitem
yang
berhubungan dengan tujuan untuk merencanakan dan menentukan harga sampai dengan
mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang bisa memuaskan kebutuhan
pembeli. Berdasarkan defenisi diatas proses pemasaran dari menemukan apa yang
diinginkan oleh konsumen yang akhirnya pemasaran memiliki tujuan yaitu:
1. Kosumen potensial mengetahui
secara detail produk yang kita hasilkan dan
perusahaan dapat menyediakan semua permintaan
mereka atas produk yang dihasilkan.
2. Perusahaan dapat menjelaskan secara detail
semua kegiatan yang berhubungan
dengan
pemasaran. Kegiatan pemasaran ini meliputi berbagai kegiatan mulai dari penjelasan
mengenai produk, desain produk, promosi produk, pengiklanan produk, komunikasi kepada konsumen sampai pengiriman
produk agar sampai ketangan konsumen secara cepat.
3. Mengenal dan memahami kosumen sedemikian rupa
sehingga produk cocokdengan mereka dan dapat terjual dengan sendirinya.
Dalam pemasaran terdapat enam konsep
yang merupakan dasar pelaksanaan kegiatan pemasaran suatu organisasi (Kotler, 2000 : 15):
1.
Konsep Produksi
Konsep produksi berpendapat bahwa konsumen akan
menyukai produk yang
tersedia
dimana - mana dan harganya murah. Konsep ini berorientasi pada produksi dengan
mengerahkan segenap upaya untuk mencapai efesiensi produk tinggi yang didistribusi
dengan luas. Disini tugas manajeman adalah memproduksi barang sebanyak mungkin,
karena konsumen dianggap akan menerima produk yang tersedia secara luas dengan
daya beli mereka.
2.
Konsep Produk
Konsep ini mengatakan bahwa konsumen akan menyukai
produk yang
menawarkan
mutu, performasi dan ciri - ciri yang terbaik. Tugas manajeman disini
adalah membuat produk berkualitas karena konsumen dianggap menyukai produk
berkualitas tinggi dalam penampilan dengan ciri - ciri terbaik.
3.
Konsep Penjualan
Konsep
ini berpendapat bahwa konsumen dibiarkan begitu saja maka organisasi harus
berupaya melaksanakan penjualan dan promosi yang agresif.
4.
Konsep Pemasaran
Konsep
ini mengatakan bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi terdiri dari penentuan
kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta memberikan kepuasan yangdiharapkan
secara lebih efektif dan efisien dibandingkan para pesaing.
5.
Konsep Pemasaran Sosial
Konsep
ini berpendapat bahwa tugas organisasi adalah menentukan kebutuhan, keinginan
dan kepentingan pesar sasaran serta memberikan kepuasan yang diharapkan dengan
cara yang lebih efektif dan efisien dari pada para pesaing dengan tetap melestarikan
atau meningkatkan kesejahteraan konsumen dan masyarakat.
6.
Konsep Pemasaran Global
Pada
konsep global ini,manajer eksekutif berupaya memahami semua faktor – faktor lingkungan yang mempengaruhi pemasaran melalui manajemen strategiyang
mantap.
2.2. Pengertian
Perilaku Konsumen
Banyak perusahaan mencoba untuk mengerti perilaku
konsumen, agar mereka
dapat
memberikan konsumen kepuasan yang lebih besar. Perilaku konsumen menurut Basu
Swastha dan Handoko (1987:9) adalah : “Kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung
terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang dan jasa termasuk di
dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan tersebut.”
Dari
pengertian perilaku konsumen di atas ada dua elemen penting yaitu,elemen proses
pengambilan keputusan dan elemen kegiatan secara fisik. Kedua elemen tersebut
melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan menggunakan barang dan jasa.
Konsumen membeli barang dan jasa adalah untuk mendapatkan manfaat dari barang
dan jasa tersebut. Jadi perilaku konsumen tidak hanya mempelajari apa yang
dibeli atau dikonsumsi oleh konsumen saja, tetapi juga dimana,bagaimana
kebiasaan dan dalam kondisi macam apa produk dan jasa yang dibeli.
2.2.1.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Suatu
cara untuk memahami perilaku konsumen adalah dengan mempelajari faktor-faktor
yang menjadi pendorong bagi seseorang serta respon dari mereka terhadap faktor
tersebtu. Konsumen potensial terpengaruh oleh berbagai faktor pendorong
termasuk marketing mix yang dilakukan oleh para penjual. Berbagai faktor tersebtu
menyatu dalam pikiran konsumen, diolahnya sedemikian rupa sampai akhirnya ia
membuat keputusan pembelian, serta respon yang ia berikan terhadap faktor-faktor
pendorong (stimulus) tersebut berupa tindakan membeli atau tidak membeli produk
yang ditawarkan.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen menurut Kotler (2000:144) adalah sebagai berikut :
1.
Faktor Kebudayaan
Faktor
kebudayaan mempunyai pengaruh yang paling besar dalam bentuk
perilaku
konsumen. Berikut ini akan dijelaskan peranan dari budaya, sub budaya, dan kelas
sosia. Budaya merupakan kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan, dan
tingkah laku yang
dipelajari oleh seorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga penting lainnya.Sub
budaya merupakan sekelompok orang yang mempunyai sistem nilai sma berdasarkan
pada pengalaman hidup dan situasi.Kelas
sosial merupakan divisi masyarakat yang relative permanen dan teratur dengan para
anggotanya menganut nilai-nilai, minat, dan tingkah laku yang serupa.
2.
Faktor Sosial
Tingkah
laku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor social, seprti
kelompok
kecil, keluarga, serta peran dan status sosial konsumen.Kelompok
merupakan dua orang atau lebih yang berinteraksi untuk mencapai sasaran individu
atau bersama.Keluarga adalah organisassi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat, dan telah diteliti secara mendalam. Pemasar tertarik dalam
peran dan pengaruh suami, isteri, dan anak-anak pada pembelian berbagai produk dan
jasa.Peran dan status maksudnya setiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan
yang diberikan oleh masyarakat.Orang seringkali membeli produk yangmenunjukkan
statusnya dalam masyarakat.
3.
Faktor Pribadi
Keputusan membeli juga dipengaruhi oleh karakteristik
pribadi seperti umur dan
tahap daur hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan
konsep pembeli.
Umur
dan tahap daur hidup Orang membeli barang dan jasa yang mereka beli selama masa
hidupnya. Selera akan makanan, pakaian, perabot, dan rekreasi sering kali
berhubungan dengan umur. Membeli juga dipengaruhi oleh tahap daur hidup
keluarga, tahap-tahap yang mungkin dilalui oleh keluarga sesuai dengan
kedewasaannnya. Pemasar sering kali menentukan sasaran pasar dalam bentik tahap
daur hidup dan mengembangkan produk yang sesuai serta rencana pemasaran untuk
setiap tahap.Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya.
Pekerjaan kasar cenderung membeli lebih banyak pakaian untuk bekerja, sedangkan
pekerjaan kantor membeli lebih banyak jas dan dasi. Pemasar berusaha mengenali
kelompok pekerjaan yang mempunyai minat di atas rata-rata akan produk dan jasa
mereka.
Situasi
Ekonomi seseorang akan mempengaruhi pilihan produk. Pemasar produk yang peka
terhadap pendapatan mengamati kecenderungan dalam pendapatan pribadi, tabungan,
dan tingkat minat. Bila indicator ekonomi menunjukkan resesi,pemasar dapat
mengambil langkah-langkah untuk merancang ulang, memposisikan kembali, dan
mengubah harga produknya.
Gaya
Hidup merupakan pola kehidupan seseorang yagn diwujudkan dalam
aktivitas,interes, dan opininya.
Kepribadian
dan Konsep Diri mengacu pada karakteristik psikologi unik yang menyebabkan respons
yang relative konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungan dirinya sendiri.
Sedangkan konsep diri merupakan apa yang dimiliki seseorang member kontribusi
pada dan mencerminkan identitas mereka. Jadi, agar dapat memahami tingkah laku
konsumen, pertama-tama pemasar harus dapat memahami hubungan antara konsep diri
konsumen dan miliknya.
4.
Faktor Psikologis
Pilihan
barang yang dibeli seseoranglebih lanjut dipengaruhi oleh empat faktor psikologi
yang penting yaitu motivasi, persepsi, pengetahuan, serta keyakinan dan sikap.Motivasi
merupakan kebutuhan yang cukup menekan untuk mengarahkan seseorang mencari cara
untuk memuaskan kebutuhannya.Persepsi meurpakan proses yang dilalui orang dalam memilih,
mengorganisasikan,dan
menginterpretasikan informasi guna membentuk gambaran yang berarti mengenai dunia.Pengetahuan
menggambarkan perubahan dalam tingkah laku individual yang munculdari
pengalaman.
Keyakinan dan Sikap
Keyakinan adalah pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang mengenai
sesuatu.Sedangkan sikap adalah evaluasi, perasaan, dan kecenderungan dari
seseorang
terhadap suatu obyek atau ide yang relative konsisten.
2.3. Proses
Keputusan Pembelian
Keputusan
seorang pembeli juga dipengaruhi oleh ciri-ciri kepribadianya termasuk: usia,
pekerjaan, keadaan ekonomi. Perilaku konsumen akan menentukan proses
pengambilan keputusan dalam melakukan pembelian. Keputusan pembelian menurut
Schiffman dan Kanuk (2000 :437) adalah “the selection of an option from two or
alternative choice”. Jadi, keputusan pembelian adalah suatu keputusan seseorang
dimana dia memilih salah satu dari beberapa alternatif pilihan yang ada.
Menurut
Kotler (2000:173-178) ada beberapa tahap dalam mengambil suatu keputusan untuk
melakukan pembelian, antara lain :
1.
Pengenalan masalah
Pengenalan
masalah merupakan faktor terpenting dalam melakukan proses pembelian, dimana
pembeli akan mengenali suatu masalah atau kebutuhan. Pembeli akan menyadari
adanya perbedaan antara keadaan yang sesungguhnya
dan
keadaan yang diinginkan. Kebutuhan tersebut dapat digerakkan oleh rangsangan
dalam diri pembeli atau dari luar dan semua rangsangan itu dapat menyebabkan seorang pembeli mengenal suatu masalah atau kebutuhan.
2.
Pencarian informasi
Seorang
selalu mempunyai minat atau dorongan untuk mencari informasi. Apabila dorongan
tersebut kuat dan obyek yang dapat memuaskan kebutuhan itu tersedia maka
konsumen akan bersedia untuk membelinya. Tetapi jika dorongan tersebut tidak
kuat maka konsumen tentu akan mencari informasi lebih lanjut yang mendasari
kebutuhannya.
3.
Evaluasi Alternatif
Konsumen
akan mempunyai pilihan yang tepat dan membuat pilihan alternatif secara teliti
terhadap produk yang akan dibelinya. Terdapat konsep-konsep dasar tertentu yang
dapat membantu penilaian konsumen, yaitu:
a. Sifat-sifat produk; terdapat anggapan bahwa setiap konsumen rnemandang
suatu
produk sebagai himpunan dari siht-sifat atau ciri-ciri tertentu.
b. Konsumen mengaitkan bobot pentingnya ciri-ciri yang berbeda itu dengan
cirri-cirinya
yang menonjol yaitu ciri-ciri yang masuk ke dalam benak konsumen untuk
mempertimbangkan ciri-ciri suatu produk.
c. Masing-masing
konsumen mempunyai kepercayaan sendiri terhadap suatu merk. Kepercayaan
konsumen mungkin berbeda-beda terhadap ciri-ciri produk yang sebenarnya sesuai
dengna pengalamannya dan dampak dari persepsi
d. Konsumen dianggap memilki sebuah fungsi kemanfaatan untuk setiap ciri.
Fungsi
kemanfaatan menggambarkan bagaimana konsumen mengharapkan kepuasan yang
diperoleh dari produk dan alternatif yang berbeda bagi setiap ciri.
4.
Keputusan Pembeli
Setelah konsumen mempunyai evaluasi alternatif maka konsumen membuat keputusan
untuk membeli. Penilaian keputusan menyebabkan konsumen membentuk pilihan merek
di antara beberapa merek yang tersedia. Konsumen mungkin juga membentuk suatu
maksud membeli dan cenderung membeli merek yang disukainya.Dalam mengambil keputusan untuk membeli mempunyai lima macam keputusan membeli :
a. Keputusan tentang merek
b. Keputusan membeli dari siapa
c. Keputusan tentang jumlah produk yang akan dibeli
d. Keputusan tentang waktu membeli
e. Keputusan dalam cara pembayaran
3.
Kerangka Pikir
Berdasarkan pada penjelasan di halaman sebelumnya, pada bagian ini akan dijelaskan pula tentang susunan kerangka pemikiran.
4.
Hipotesis
Berdasar pada penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan hipotesis
sebagai berikut :
1. Diduga bahwa keluarga, situasi ekonomi, dan
gaya hidup berpengaruh positif terhadap konsumen dalam melakukan keputusan
pembelian produk Sophie Martin.
2. Diantara ketiga faktor tersebut, gaya hidup
memberikan pengaruh
dominan
terhadap konsumen dalam melakukan keputusan pembelian
produk
Sophie Martin.
BAB III
METODE PENELITIAN
5.1. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian ini membahas
perilaku konsumen atau faktor apa sajakah yang buat mahasiswa/i memilih untuk
membeli produk-produk yang ada pada Shopie Martin.
5.2. Lokasi dan Objek Penelitian
Pada penelitian
ini, penulis melakukan penelitian untuk memperoleh data dan informasi yang
dibutuhkan. Adapun lokasi atau obyek penelitian yaitu pada mahasiswa/i Sophie Martin Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala yang berlokasi di
Darussalam, Banda Aceh.
5.3 Populasi, Sampel
5.3.1.
Populasi
Populasi adalah
jumlah obyek (satuan-satuan atau individu-individu) yang karakteristiknya
hendak diduga. Dalam penelitian ini populasi mahasiswa Fakultas Ekonomi Unsyiah
yang menggunakan produk Shopie Martin sebanyak 100 orang.
5.3.2.
Sampel
Sampel adalah bagian kecil dari suatu populasi yang
karakteristiknya hendak diselidiki dan dianggap dapat mewakili dari keseluruhan
populasi. Melihat luasnya jumlah populasi tersebut, maka kami membatasi untuk
pengambilan sampel.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Accidental Sampling, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja mahasiswa/i
yang menggunakan produk Sophie Martin yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti
dan dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang ditemui itu cocok
sebagai sumber data. Penyebaran
kuesioner dilakukan secara langsung dengan mendatangi 50 responden yang
menggunakan produk Sophie Martin.
5.4. Jenis dan Sumber Data
5.4.1. Jenis Data
1. Data Kuantitatif
Merupakan
penelitian yang lebih berdasarkan pada data yang dapat dihitung untuk menghasilkan suatu penaksiran. Isi rencana analisa data selalu didasarkan pada rencanapenelitian yang telah dirumuskan dan data yang sudahsiap diolah.
2.
Data Kualitatif
Data kualitatif merupakan data yang tidak dapat dihitung dan
bukan berupa angka-angka yang dapat dikuantifisir antara lain sejarah singkat
perusahaan,visi, filosofi, dan nilai perusahaan, kegiatan produksi perusahaan, dan
struktur organisasi berikut uraian pekerjaannya, serta kondisi umum perusahaan.
5.3.2 Sumber Data
Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan penulis yaitu :
1. Data primer yaitu data-data yang diperoleh dari perusahaan serta wawancara langsung dan memberikan kuisioner kepada konsumen perusahaan yang dianggap berkaitan dengan penelitian ini.
2. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari luar perusahaan berupa referensi buku serta literatur lainnya yang relevan dengan masalah yang dibahas dan juga sebagai dasar untuk peralatan teori penulis.
1. Data primer yaitu data-data yang diperoleh dari perusahaan serta wawancara langsung dan memberikan kuisioner kepada konsumen perusahaan yang dianggap berkaitan dengan penelitian ini.
2. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari luar perusahaan berupa referensi buku serta literatur lainnya yang relevan dengan masalah yang dibahas dan juga sebagai dasar untuk peralatan teori penulis.
5.4.Metode
Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan penulis adalah sebagai berikut :
1. Penelitian Langsung (Field Research) yaitu penelitian dilakukan dengan cara observasi langsung dan wawancara dengan pimpinan dan staf perusahaan yang berkompeten terhadap masalah yang diteliti.
2. Penelitian Kepustakaan (Library Research) yaitu penelitian yang dilaksanakan dengan mempelajari berbagai literatur, buku, referensi,dokumen, dan sebagainya yang berkaitan dengan objek pembahsan sebagai bahan analisis.
1. Penelitian Langsung (Field Research) yaitu penelitian dilakukan dengan cara observasi langsung dan wawancara dengan pimpinan dan staf perusahaan yang berkompeten terhadap masalah yang diteliti.
2. Penelitian Kepustakaan (Library Research) yaitu penelitian yang dilaksanakan dengan mempelajari berbagai literatur, buku, referensi,dokumen, dan sebagainya yang berkaitan dengan objek pembahsan sebagai bahan analisis.
5.4.1.
Skala Pengukuran Instrumen
Skala pengukuran digunakan untuk mengklasifikasikan variabel
yang akan di ukur supaya tidak terjadi kesalahan dalam menentukan analisis data dan
langkah penelitian
selanjutnya. Dalam penelitian ini di gunakan Skala Likert yang merupakan salah
satu bentuk dari Skala Sikap. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat
dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial.Menurut
Simamora (2002: 46) Skala Likert, yang juga disebut summated-ratings scale,
merupakan teknik pengukuran sikap yang paling luas di gunakan dalam
riset pemasaran. Skala ini memungkinkan responden untuk mengekspresikan
intensitas perasaan mereka. Pertanyaan yang di berikan adalah pertanyaan
tertutup. Pilihan dibuat berjenjang mulai dari intensitas paling rendah sampai
paling tinggi. Pilihan jawaban bisa tiga, lima, tujuh, dan Sembilan.Yang pasti
ganjil.Semakin banyak pilihan jawaban,maka jawaban responden
semakin terwakili.
Setiap jawaban dihubungkan dengan bentuk pernyataan atau dukungan sikap yang diungkapkan dengan kata-kata sebagai berikut (Riduwan, 2008: 86): Pernyataan Positif
Sangat setuju
(SS) = 5
Setuju
(S) = 4
Netral
(N) = 3
Tidak Setuju
(TS) = 2
Sangat Tidak Setuju (STS) = 1
Pernyataan Negatif
Sangat setuju (SS)
= 1
Setuju
(S) = 2
Netral
(N) = 3
Tidak Setuju
(TS) = 4
Sangat Tidak Setuju (STS) = 5
5.4.2.
Metode Analisis Data
Adapun Metode Analisis Data yang digunakan untuk pembahasan dalam penelitian ini adalah:
1.
Analisis Deskriptif
Metode
analisis yang dilakukan untuk menafsirkan data - data dan keterangan yang
diperoleh dengan jalan mengumpulkan, menyusun dan mengklasifikasikan data -
data yang diperoleh yang selanjutnya akan dapat digunakan untuk memberikan
gambaran sebenarnya mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam membeli produk Sophie
Martin.
2.
Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas dan reliabilitas dilakukan untuk menguji
apakah koesioner layak
digunakan
sebagai instrument penelitian. Valid artinya data yang diperoleh melalui
koesioner dapat menjawab tujuan penelitian. Reliabel artinya data yang diperoleh
melalui koesioner hasilnya konsisten bila digunakan peneliti lain. Penulis menggunakan
bantuan program software SPSS versi 18 untuk memperoleh hasil yang terarah.
3.
Analisis Regresi Linear Berganda ( Multiple Linear Regression )
Analisis regresi linear berganda digunakan untuk
mengetahui pengaruh antara variabel bebas (keluarga,situasi ekonomi, gaya hidup) terhadap variabel
terikat (keputusan pembelian konsumen). Persamaan regresi linear berganda dengan tiga variabel bebas yaitu:
Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + è
Dimana:
b0 = Konstanta
b1, b2, b3 = Koefisien
regresi
Y = Skor dimensi
variabel keputusan konsumen
X1 = Skor
dimensi variabel keluarga
X2 = Skor
dimensi variabel situasi ekonomi
X3 = Skor dimensi
variabel gaya hidup
è = Standar
Error
4.
Uji Fhitung
(Uji Serentak)
Uji Fhitung dilakukan untuk melihat secara bersama - sama apakah ada pengaruh positif signifikansi dari variabel bebas (X1,X2,X3) yaitu keluarga,situasi ekonomi, gaya hidup terhadap keputusan pembelian konsumen yang merupakan varibel terikat. Model hipotesis yang digunakan dalam uji Fhitung ini adalah :
Uji Fhitung dilakukan untuk melihat secara bersama - sama apakah ada pengaruh positif signifikansi dari variabel bebas (X1,X2,X3) yaitu keluarga,situasi ekonomi, gaya hidup terhadap keputusan pembelian konsumen yang merupakan varibel terikat. Model hipotesis yang digunakan dalam uji Fhitung ini adalah :
a. H0 : b1 = b2 = b3 = 0
Artinya variabel bebas secara bersama - sama tidak berpengaruh positif signifikan terhadap variabel terikat.
b. Ha : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ 0
Artinya variabel bebas secara bersam - sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat.Nilai Fhitung akan dibandingkan
dengan nilai Ftabel. Kriteria pengambilan keputusan yaitu :
H0 diterima bila Fhitung < Ftabel pada a = 5%
Ha diterima bila Fhitung > Ftabel
pada a = 5%
5.
Uji t (Parsial)
Uji thitung bertujuan untuk melihat secara
parsial apakah ada pengaruh yang signifikan
dari variabel bebas yaitu X1,X2,X3 yang merupakan variabel keluarga,situasi ekonomi,
gaya hidup terhadap keputusan pembelian konsumen (Y) yang merupakan variabel terikat pada Sophie Martin. Model hipotesis
yang digunakan dalam uji thitung ini adalah :
H0 : bi = 0 ( variabel bebas secara parsial tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat ).
H0 : bi = 0 ( variabel bebas secara parsial berpengaruh
positif dan signifikan terhadap
variabel terikat ).Nilai thitung dibandingkan dengan nilai ttabel.
Kriteria pengambilan keputusan
yaitu :
H0 diterima bila ttabel > thitung
pada a = 5%
Ha diterima bila thitung < -ttabel
atau thitung > ttabel pada a =
5%
6.
Pengujian Koefisien
Determinan (R2)
Determinan digunakan untuk melihat seberapa besar
terhadap variabel terikat.Dengan kata lain koefisien determinan digunakan untuk mengukur besarnya pengaruh variabel bebas yang diteliti ( X1, X2, X3) yaitu variabel keluarga,situasi ekonomi, gaya hidup terhadap keputusan pembelian
konsumen (Y) yang merupakan variabel
terikat. Koefisien determinan (R2) berkisar
antara nol sampai dengan satu (
0 ≤ R2 ≤ 1). Hal ini berarti R2 = 0 menunjukkan tidak adanya pengaruh variabel bebas terhadap variabel
terikat.
DAFTAR PUSTAKA
Clotier.1994.Multi Level Marketing.Jakarta:Erlangga
Kotler, Philip ,2000 , Manajemen Pemasaran, PT. Indeks,
Jakarta.
Riduwan, Drs., M.B.A. 2008. Metode&TeknikMenyusunTesis.
Bandung: Alfabeta.
Santoso , Siggih, 2002, Buku Latihan SPSS Statistik
Multivariat, PT. Alex Media
Komputindo Gramedia, Jakarta.
Schiffman, Leon G. & Leslie Lazar Kanuk, 2000, “Consumer
Behavior,” 7th Edition,
Prentice Hall, United States
Stanton, William J.1996. Prinsip Pemasaran (terjemahan).
Edisi 7,jilid 1.Erlangga.
Jakarta.
Sutisna, 2002, Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran,
Rosdakarya,
Bandung, Hal 11 –22.
Swasta, Basu & T. Hani Handoko.1987. Manajemen
Pemasaran,Analisa Perilaku
konsumen . Yogyakarta: Liberty.
1.1.
Referensi Online
www.google.com
/Jurnal Pemasaran, Manajemen Pemasaran(Online, 20/8/2011).
www.google.com
/ Jurnal Pemasaran, Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen (online, 20/8/2011).
0 komentar:
Posting Komentar